Burger King Tolak Tutup 800 Restoran yang Ada di Rusia
Burger King sedang mencoba untuk menangguhkan operasinya di Rusia, tetapi itu terbukti sulit.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Burger King sedang mencoba untuk menangguhkan operasinya di Rusia, tetapi itu terbukti sulit.
Seorang mitra bisnis yang mengendalikan 800 restoran telah menolak untuk menutupnya, kata perusahaan itu yang dikutip dari CNN, Minggu (20/3/2022).
Rantai burger, yang dimiliki oleh Restaurant Brands International (QSR), memiliki kemitraan usaha patungan dengan pengusaha Alexander Kolobov di Rusia.
Baca juga: Puluhan Tentara Ukraina Tewas akibat Serangan Udara Rusia di Barak Mykolaiv
RBI hanya mengendalikan 15 persen dari bisnis Burger King Rusia, dan Kolobov bertanggung jawab atas "operasi dan pengawasan sehari-hari" di negara tersebut.
Itu berarti Burger King tidak bisa hanya “menjentikkan jari” dan menutup toko.
"Kami memulai proses untuk melepaskan kepemilikan saham kami dalam bisnis ini," kata David Shear, presiden operasi internasional RBI, dalam sebuah surat terbuka.
Baca juga: Ukraina Tetap Tangguh dan Hancurkan Tank-tank Rusia Karena Orang Terkaya Dunia, Apa Peran Elon Musk?
"Meskipun kami ingin melakukan ini segera, jelas itu akan memakan waktu untuk melakukannya berdasarkan ketentuan perjanjian usaha patungan kami yang ada." tambahnya.
Sebaliknya, McDonald's (MCD), memiliki lebih dari 80 persen restorannya di Rusia secara signifikan keluar lebih mudah.
Shear mengatakan RBI telah "menuntut" agar usaha patungan itu segera menutup Burger Kings, tetapi Kolobov "menolaknya."
Burger King memasuki Rusia sekitar satu dekade lalu, mengoperasikan usaha patungan dengan Kolobov, Investment Capital Ukraina dan VTB Capital, sebuah bank Rusia yang terkena sanksi.
Pekan lalu, Burger King menarik dukungan perusahaan dari bisnisnya di Rusia, termasuk menangguhkan operasi, pemasaran, dan bantuan rantai pasokan.