Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Prancis Bekukan Dana Bank Rusia 22 Miliar Euro

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 24 Februari melakukan operasi militer khusus di Ukraina.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Prancis Bekukan Dana Bank Rusia 22 Miliar Euro
AFP/ALEXANDER VILF
Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa penonton saat menghadiri konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di stadion Luzhniki di Moskow. (18 Maret 2022). (Alexander VILF/POOL/ AFP) 

TRIBUNNEWS.COM -- Pihak berwenang Prancis telah membekukan dana Bank Rusia senilai 22 miliar euro, serta rekening dan properti individu yang dikenai sanksi ekonomi  oleh negara-negara barat, kata Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis Bruno Le Maire dalam siaran langsung stasiun radio RTL pada hari Minggu.

"Kami telah membekukan aset Bank Sentral Rusia senilai 22 miliar euro. Kami juga telah membekukan dana pada rekening individu di perusahaan Prancis senilai 150 juta euro," katanya.

Baca juga: Australia Larang Ekspor Aluminium ke Rusia, Sanksi Lanjutan akibat Serangan di Ukraina

Properti senilai "setengah miliar euro" yang dimiliki oleh sekitar 30 orang Rusia juga telah dibekukan di wilayah Prancis, dan dua kapal pesiar senilai total 150 juta euro telah ditahan, menteri menambahkan.

“Sejak kami mendirikan pusat yang menyatukan upaya ratusan pegawai dinas intelijen keuangan TRACFIN, Direktorat Perbendaharaan, Bea Cukai, dan Keuangan Publik untuk pertama kalinya dalam sejarah Kementerian Ekonomi dan Keuangan, kami telah berhasil mengungkap dan membekukan aset taipan Rusia senilai total 1,8 miliar euro di wilayah Prancis selain dari 22 miliar euro Bank Sentral Rusia," katanya.

Baca juga: Rusia Tingkatkan Serangan ke Kyiv, Komisi Eropa Sepakati 6 Sanksi untuk Kremlin Moskow

Pembekuan properti tidak berarti pembuangan untuk keuntungan negara, kata Le Maire. Isunya adalah tentang memastikan bahwa pemiliknya tidak dapat menjualnya kembali atau menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan, jelasnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 24 Februari melakukan operasi militer khusus di Ukraina.

Baca juga: Rusia Tingkatkan Serangan ke Kyiv, Komisi Eropa Sepakati 6 Sanksi untuk Kremlin Moskow

Hal ini sebagai tanggapan atas permintaan kepala republik Donbass. Meski demikian Putin menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Berita Rekomendasi

Negara-negara Barat menanggapi tindakan otoritas Rusia dengan menjatuhkan sanksi, baik pribadi maupun sektoral, terutama mengenai utang negara dan sektor perbankan Rusia, sedangkan banyak perusahaan swasta telah memutuskan untuk menangguhkan operasi di Rusia atau sepenuhnya menarik diri dari proyek-proyek Rusia dan menolak berinvestasi di Rusia. (TASS)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas