Tanggapi Kenaikan Pertamax, Dirut Pertamina Sebut BBM Pertamina Termasuk Termurah
Dirut Pertamina mengatakan kenaikan BBM Pertamax tidak perlu diributkan. Selain itu ia juga membandingkan dengan Shell yang juga ikut menaikan harga.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengomentari soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Diketahui kenaikan BBM jenis Pertamax terjadi pada Jumat (1/4/2022) lalu dari sebelumnya Rp 9.200 menjadi Rp 12.500 per liternya.
Nicke beralasan kenaikan harga Pertamax agar menghindari kerugian akibat lonjakan harga minyak mentah dunia imbas konflik Rusia-Ukraina.
Di sisi lain, ia juga tak menyaka akan terjadi banjir kritikan terkait kenaikan ini.
Baca juga: Harga Pertamax Naik, Pertamina: Lebih Rendah Dibanding Harga BBM RON 92 di Operator SPBU Lain
Baca juga: Jokowi Sentil Menteri Karena Tak Jelaskan Sebab Harga Minyak Goreng dan Pertamax Naik ke Masyarakat
Padahal, ujar Nicke, BBM yang dijual di SPBU Pertamina termasuk yang paling murah di dunia apabila dilihat dari sisi harga jual.
“BBM di Indonesia itu termasuk yang termurah di dunia, dan untuk itu pemerintah mensubsidinya luar biasa besar,” tuturnya Kamis (7/4/2022) dikutip dari Kompas.com.
Nicke pun juga memberikan rincian terkait subsidi yang diberikan pemerintah terhadap BBM yang dijual di Indonesia.
Ia menyebut, BBM jenis Solar disubsidi oleh pemerintah sebesar Rp 7.800 per liter sedangkan jenis Pertalite memperoleh subsidi dari Rp 4.000-Rp 4.500 per liter.
Sedangkan untuk BBM yang tidak disubsidi oleh pemerintah seperti Pertamax, Nicke menyebut pihaknya menyubsidi sebesar Rp 3.500 per liter.
Selanjutnya, Nicke mengaku pihaknya sebagai perusahaan negara tentunya tetap berusaha agar harga BBM terjangkau bagi masyarkat.
Hanya saja jika kondisi harga minyak dunia melonjak maka terpaksa adanya penyesuaian harga jual.
“Karena kami ini BUMN, kami memahami kesulitan masyarakat, tetapi tiak bisa jua menanggung seluruhnya karena Pertamina badan usaha.”
Baca juga: Pergeseran Pengguna Pertamax ke Pertalite Diperkirakan Tidak Berlangsung Lama
Semua juga mengharapkan Pertamina untung kan? Bisa ada dividennya, jadi mohon dipahami,” ujarnya.
Selain itu, ia juga merespons kritik terkait harga Pertamax yang mengalami kenaikan dengan membandingkannya terhadap kompetitor di mana juga menaikkan harga BBM yang dijualnya di Indonesia.
“Pertamina naiknya Pertamax itu Rp 12.500 dan untuk itu Pertamina itu mensubsidi Rp 3.500 per liter.”
“Perusahaan lain, kompetitornya Pertamina naik Rp 16.000, pda ribut enggak? Sama loh itu RON 92,” jelasnya.
Apabila merujuk pada nominal harga jual BBM yang disebut oleh Nicke yaitu Rp 16.000 maka bisa saja adalah SPBU Shell.
Sebagai informasi, Shell Indonesia pernah melakukan penyesuaian harga BBM pada Sabtu (2/4/2022).
Dikutip dari Shell.co.id, BBM jenis Shell Super (RON 92) dijual dengan harga Rp 16.000 per liter.
Kemudian BBM berjenis Shell V-Power (RON 95) dibanderol seharga Rp 16.500 per liternya.
Baca juga: UPDATE Harga Pertalite dan Pertamax Hari Ini, 5 April 2022 di SPBU Seluruh Indonesia
Sementara itu untuk BBM jenis Shell V-Power Nitro+ (RON 98) dijual seharga Rp 18.040 per liter.
Sedangkan BBM jenis Shell V-Power Diesel (Solar) seharga Rp 18.100 per liter.
Lantas untuk harga Shell Extra Diesel yang hanya tersedia di Jawa Timur dan Sumatera Utara dijual di harga Rp 17.500 per liter.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Muhammad Idris)
Artikel lain terkait Harga Pertamax Naik