Buruh Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Marsinah, almarhum buruh pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur, diusulkan menjadi sebagai pahlawan nasional.
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kalangan Buruh mengusulkan kepada pemerintah agar mengangkat Marsinah, almarhum buruh pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sebagai pahlawan nasional.
Almarhum Marsinah semasa hidupnya mendedikasikan diri dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
Menurut Presiden Partai Buruh Said Iqbal, sudah banyak pahlawan yang berasal dari berbagai profesi. Namun belum ada pahlawan yang berasal dari profesi buruh.
”Soekarno pernah mengatakan, ’soko guru negara’ salah satunya adalah buruh tani dan guru. Tapi belum ada satupun dari pahlawan dari kalangan buruh,” kata Iqbal pada konferensi pers, Jumat (29/4/2022).
Ia menyebut usul itu akan disampaikan kaum buruh saat melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei 2022.
”Pada May Day ini kami mengusulkan kepada pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional pada Marsinah," kata Said Iqbal.
Baca juga: Marsinah dan 8 Mei Trending Twitter Jumat, 8 Mei, Cerita Tak Berujung hingga Drama Ratna Sarumpaet
Marsinah diketahui merupakan seorang aktivis dan buruh pabrik pada masa Orde Baru. Ia bekerja di perusahaan PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Semasa hidupnya ia aktif dalam berbagai aksi unjuk rasa yang digelar kaum buruh. Karena perjuangannya itu, pada 5 Mei 1993 Marsinah hilang diculik sampai akhirnya ia ditemukan telah menjadi mayat tiga hari kemudian.

Said Iqbal mengatakan aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei 2022 nanti rencananya dilakukan di dua lokasi, yakni di depan kantor KPU dan Bundaran HI.
Ada tiga isu yang akan dibawa kaum buruh pada aksinya di kantor KPU, yakni terkait Pemilu yang jujur dan adil, menolak politik uang dalam Pemilu, serta terkait pelaksanaan Pemilu 14 Februari.
Baca juga: Mengenang 27 Tahun Kepergian Marsinah, Aktivis HAM Berikan Pesan: Pemerintah Harus Lebih Serius
Iqbal menyebut aksi buruh di kantor KPU ini menunjukkan bahwa buruh sudah semakin sadar akan politik, utamanya pada isu Ketenagakerjaan. Apalagi belakangan banyak kebijakan pemerintah yang merugikan buruh, salah satunya terkait kebijakan Omnibus Law.
”Yang terbaru bagaimana DPR dan pemerintah terpilih telah mendegradasi bahkan mengeksploitasi buruh dengan outsourcing yang berlaku seumur hidup, upah murah, buruh yang cuti hamil tidak tahu dibayar apa tidak upahnya, jam kerja yang fleksibel, karyawan yang dikontrak berulang, dan hal lainnya yang merugikan buruh,” ujarnya.
Baca juga: Said Iqbal: Buruh Akan Geruduk Kantor KPU Saat May Day
Partai Buruh ingin memastikan Pemilu 14 Februari 2024 bisa terselenggara dengan baik, jujur dan adil.
”Pemilu yang tidak jujur dan adil, pasti berimplikasi kepada kemenangan partai-partai oligarki yang dikuasai pemilik modal (tidak kepada buruh),” ujarnya.
Setelah aksi di kantor KPU, sebagian peserta aksi akan memisahkan diri di Bundaran HI dengan membawa sejumlah isu. Diantaranya meminta pemerintah menurunkan harga bahan-bahan pokok (minyak goreng, daging, dan lain-lain), serta tolak kenaikan harga BBM dan elpiji 3, hingga tolak Omnibus Law Cipta Kerja.
Pada saat yang sama, para buruh juga akan menggelar May Day Viesta 1 Mei 2022 di gedung Film Usmar Ismail Kuningan, Jakarta. Iqbal mengatakan Partai Buruh akan memberikan penganugerahan pahlawan buruh Nasional kepada Marsinah dan beberapa orang lainnya pada acara itu.
”Partai Buruh dan semua elemen gerakan buruh akan menganugerahkan gelar Pahlawan Buruh Nasional kepada Marsinah, di samping beberapa nama lain seperti almarhum Muchtar Pakpahan, almarhum Yakob Nuwa Wea dan almarhum Thamrin,” katanya.
Iqbal menyebut kakak kandung Marsinah dari Jawa Timur, Marsini, akan hadir menerima penganugerahan pahlawan buruh Nasional dan akan memberikan testimoni perjuangan nasional. Harapannya setelah ini pemerintah akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah.
”Partai Buruh dan serikat pekerja/buruh akan membentuk panitia untuk mengusulkan Marsinah sebagai pahlawan nasional kepada pemerintah,” ujarnya.
Selain hal-hal tersebut di atas, juga akan dilakukan pemutaran film perjuangan kelas pekerja dan orasi dari semua serikat buruh di Indonesia.
”Kami juga mengundang para atase perburuhan kedutaan besar sahabat, baik dari AS, Inggris, Jepang, Korsel, Brazil dan lainnya serta pejabat pemerintah, baik dari Kemnaker, BPJS, Polri dan sebagainya,” kata Iqbal.(tribun network/ras/dod)