The Fed Naikkan Suku Bunga Rontokkan Bursa Global, IHSG Bakal Terimbas?
Keputusan The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan (overnight interest rate) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi penyebabnya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasca liburan Lebaran 2022 akan dibuka lagi pada Senin (9/5/2022) esok
Analis memprediksi dengan pesimis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat.
Keputusan The Federal Reserve (The Fed) atau bank sentralnya Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan (overnight interest rate) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi penyebabnya.
Seperti halnya harga-harga saham di bursa global yang berjatuhan terimbas kebijakan keuangan AS tersebut, IHSG juga dibayangi pelemahan tersebut.
Baca juga: IHSG Jelang Lebaran Naik ke Level 7.228, Investor Asing Beli Bersih Hingga Rp 2,38 Triliun
Sebagai pengingat, IHSG menutup perdagangan sebelum libur Hari Raya Idul Fitri dengan menguat. Pada Kamis (28/4/2022), IHSG parkir di level 7.288,91 atau naik 0,45% dari penutupan sebelumnya.
Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mencermati pelaku pasar akan menunggu reaksi dari Bank Indonesia terhadap keputusan The Fed ini.
Dengan begitu, dia memprediksikan IHSG mengawali perdagangan setelah libur panjang dengan melemah dalam jangka pendek.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.224, Investor Asing Buru Saham BMRI, BBCA dan ASII
"IHSG bisa dibuka melemah karena menunggu reaksi dari BI karena kalau the Fed sudah menaikkan tingkat suku bunga 50 bps, ada ekspektasi bahwa BI akan menaikkan tingkat suku bunga 25 bps," jelas Wawan saat dihubungi Kontan, Jumat (6/5).
Menurutnya, IHSG berpotensi terkoreksi dalam jangka pendek, terutama saham-saham perbankan.
Namun, melihat pemulihan ekonomi dan pendapatan beberapa emiten perbankan di Kuartal I-2022 rata-rata bertumbuh 70% - 80% dapat menangkal tekanan dari keputusan The Fed ini.
Wawan menyebutkan berkaca pada kenaikan suku bunga AS dari 0,25% menjadi 2,5% sejak 2016, pasar saham terjadi koreksi jangka pendek karena kembali pada potensi profitabilitas emiten di Indonesia. Ditambah, saat ini sedang terjadi pemulihan pemulihan ekonomi.
Baca juga: IHSG Melemah Tipis Sepekan Diiringi Volume Transaksi Harian Anjlok 15 Persen
"Pekan ini, IHSG bergerak dalam rentang 7.100 sampai 7.300. Tapi saya melihat 7.100 tidak akan tembus," imbuhnya.
Sementara, Analis fundamental B-Trade Raditya Pradana mengatakan dampak keputusan The Fed akan menyebabkan IHSG mengalami koreksi. Raditya memproyeksikan IHSG akan bergerak di area 7.100 - 7.150.
"Dengan kenaikan suku bunga oleh The Fed, kami menilai investor condong memilih USD sebagai instrumen investasi dibandingkan dengan instrumen investasi yang berisiko seperti saham dan crypto," jelas Raditya kepada Kontan, Sabtu (7/5). (Yuliana Hema/Noverius Laoli)