Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IKAPPI: Harga Pangan Belum Normal Sepekan Setelah Lebaran

IKAPPI menyampaikan sejumlah harga pangan atau bahan pokok setelah sepekan hari raya Idulfitri 2022 masih belum kategori normal

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in IKAPPI: Harga Pangan Belum Normal Sepekan Setelah Lebaran
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penjual merapikan cabai yang dijual di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2022). IKAPPI: Harga Pangan Belum Normal Sepekan Setelah Lebaran 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyampaikan sejumlah harga pangan atau bahan pokok setelah sepekan hari raya Idulfitri 2022 masih belum kategori normal. 

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, saat ini telah memasuki fase ketiga atau H+7 Lebaran, di mana fase ini menjadi fase permintaan tinggi karena masyarakat sudah kembali beraktivitas normal untuk bekerja dan berusaha. 

"Tentu masyarakat akan memasok kebutuhan rumah tangga, artinya ada lonjakan tetapi tidak terlalu signifikan seperti hari H Idulfitri," kata Reynaldi saat dihubungi, Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Data BPS: Sektor Pertanian Serap Lapangan Kerja Tertinggi di Tahun 2022

Reynaldi menyebut, beberapa harga pangan yang sampai saat ini belum normal yaitu cabe-cabean masih dikisaran Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilo gram, sementara normalnya Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kg. 

Kemudian minyak goreng curah masih diangka Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu per liter, belum sesuai yang ditetapkan pemerintah diangka Rp 14 ribu per liter. 

"Ini persoalan yang cukup lama, harus segera diselesaikan, karena yang berdampak cukup banyak. Tidak hanya di pedagang sembako, tentu ada di pihak ketiga seperti tukang gorengan, warung rumahan, ini multiplier effect kalau terus-terusan disparitas harganya terpaut jauh dengan kemasan," paparnya. 

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, Reynaldi menyebut harga ayam boiler ras sampai saat ini juga belum turun di level Rp 40 ribu dan gula pasir konsumsi pun masih tinggi di posisi Rp 14.500.

Baca juga: IKAPPI Sebut Sejumlah Komoditas Ini Rawan Kelangkaan, Berikut Daftarnya

"Kami berharap ketersediaan dan tata niaga pangan diperbaiki pemerintah, tidak hanya tata niaga pangan minyak goreng semua komoditas, termasuk 9 bahan pokok kita harus diperbaiki dari hulu ke hilir dengan cara berkoordinasi seluruh stakeholder. Tidak hanya di hulu atau industri saja, tetapi pedagang juga dilibatkan," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas