Bank Transfer dan E-Wallet, Metode Pembayaran Populer di Kalangan Pengguna BukuWarung
Badan Pusat Statistik: Transfer antar bank merupakan metode transaksi populer kedua di kalangan pelaku e-commerce setelah metode Cash on Delivery
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi COVID-19 selama 2 tahun terakhir ini telah banyak membawa perubahan terhadap gaya hidup dan perilaku masyarakat. Demi meminimalisir kemungkinan penyebaran coronavirus, banyak kebiasaan yang harus bergeser dari physical ke virtual activities, termasuk dalam bertransaksi.
Untuk mendukung hal ini, BukuWarung sebagai perusahaan startup penyedia solusi bagi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnis, juga menyediakan berbagai layanan keuangan untuk mendukung mereka berbisnis secara aman dan sehat dengan meminimalisir kontak dan cashless termasuk pembayaran digital, QRIS, Buy Now Pay Later untuk membantu pedagang menjaga supply barang, pinjaman modal dan lain-lain.
Data internal BukuWarung, menunjukkan 93,3 % dari lebih dari 7 juta penggunanya melakukan transaksi melalui transfer antar bank, baik lewat mesin ATM, mobile banking dan internet banking.
Sejalan dengan itu, data Statistik E-Commerce 2021 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik, menunjukkan bahwa transfer bank merupakan salah satu metode pembayaran yang paling sering digunakan oleh pelaku E-commerce.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 16,33 % dari 11.928 usaha yang menjadi sampel terpilih dalam survey yang diadakan di 34 provinsi, yang mencakup 303 kota/kabupaten di seluruh Indonesia tersebut, paling sering menggunakan metode transfer antar bank baik melalui ATM, mobile banking dan internet banking.
Mayoritas responden atau sebanyak 78,72 % menggunakan metode Cash on Delivery.
Sementara itu, popularitas transaksi melalui E-wallet juga berangsur meningkat. Tercatat 5,3 % transaksi yang terjadi di BukuWarung selama kuartal 4, 2021 menggunakan e-wallet.
“Saat ini memang terdapat banyak pilihan bertransaksi secara contactless and cashless berkat kemajuan teknologi dan inovasi yang dilakukan baik oleh perbankan dan non-perbankan. Hal ini tentu sangat terasa manfaatnya di tengah situasi pandemi yang kita hadapi selama lebih dari 2 tahun ini. Kami perkirakan trend ini akan terus berlanjut mengingat masyarakat sudah mengadaptasi berbagai kebiasaan baru selama pandemi, tidak hanya dalam hal disiplin terkait penerapan protokol kesehatan, tapi juga gaya hidup termasuk dalam bertransaksi. Perusahaan kami juga akan terus berevolusi sesuai dengan perkembangan yang terjadi sehingga kami akan terus relevan hingga bertahun-tahun ke depan,” Irwansyah Fansury, Head of Product Marketing BukuWarung mengatakan.
Dalam laporan bertajuk Boku: 2021 Mobile Wallets Report yang dirilis oleh perusahaan penyedia solusi pembayaran mobile yang berbasis di London ini beberapa waktu lalu, penetrasi e-wallet di Indonesia yang saat ini berada di level 25,6 % , diprediksi akan berkembang hingga tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang dengan transaksi yang diperkirakan bertumbuh hingga 10 kali lipat.
Berdasarkan laporan tersebut, pengguna e-wallet di Indonesia di 2020 mencapai 63,6 juta dengan 1,7 miliar volume transaksi dan nilai transaksi mencapai USD28 miliar.
Pada 2025, diperkirakan jumlah pengguna e-wallet di Indonesia akan mencapai 202 juta atau 76,5 % dari total populasi.
Volume transaksi diestimasi akan mencapai 16 miliar serta nilai transaksi yang diprediksi menyentuh USD107 miliar.
Selain transaksi melalui transfer antar bank dan e-wallet, 1,3 % pengguna BukuWarung juga tercatat mulai mengadopsi penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Januari 2022 dan 1,4 % lainnya memilih transaksi melalui retail outlet Alfamart.
Pergeseran transaksi ini juga terekam dalam studi Economic Outlook 2022-Melanjutkan Pemulihan Ekonomi Dengan Kewaspadaan yang dipublikasikan oleh BRI Research Institute yang menunjukkan bahwa 45 % dari sekitar 65 juta pelaku UMKM mulai beralih ke transaksi non tunai di tahun 2020.