Laba Bersih Mitratel Tumbuh 34 Persen Jadi Rp 459 Miliar
Mitratel membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 459 miliar pada kuartal I 2022.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 459 miliar pada kuartal I 2022.
Corporate Secretary dan Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, capaian laba bersih tersebut mengalami pertumbuhan 34 persen dibanding periode sama tahun lalu.
“Laba bersih Mitratel melesat sekira 34 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun 2021 sebesar Rp 343 miliar. Dengan demikian, marjin laba bersih juga meningkat dari 22,3 persen pada kuartal I 2021 menjadi 24,6 persen pada kuartal I 2022,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (11/5/2022).
Menurut Hendra, pertumbuhan laba bersih perusahaan didorong oleh meningkatnya pendapatan konsolidasi sebanyak 21,5 persen yoy, menjadi sebesar Rp 1,87 triliun per Maret 2022.
"Dengan demikian, pendapatan Mitratel tumbuh sebesar 21,5 persen, dari Rp 1,54 triliun pada Maret 2021," katanya.
Baca juga: RUPST Mitratel Setujui Penambahan Satu Komisaris
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pendapatan konsolidasi Mitratel pada periode ini berasal dari segmen tower owned sebesar Rp 1,46 triliun, naik sebesar Rp 282 miliar atau sekira 24,4 persen dari periode sama tahun lalu Rp 1,18 triliun.
“Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan sewa menara dan juga peningkatan kolokasi yang berkelanjutan, termasuk dari aset hasil akuisisi menara Telkomsel dan Telkom pada Agustus 2021 lalu,” tutur Hendra.
Baca juga: MTEL Akan Akuisisi 3.000 Menara Telekomunikasi di 2022
Selain itu, pendapatan dari segmen tower-related business juga naik 34,1 persen atau sebanyak Rp 59 miliar, dari Rp 170 miliar menjadi Rp 229 miliar.
Peningkatan di segmen ini akibat kejelian perusahaan dalam memilih peluang-peluang yang lebih menguntungkan, karena Mitratel terus menangkap peluang terkait menara dengan marjin lebih tinggi.
Baca juga: MTEL Persilakan Operator Selain Telkomsel untuk Sewa Menara di 2022
Sementara, pendapatan di segmen reseller turun 6 persen menjadi Rp 176 miliar dari sebelumnya Rp 188 miliar, dipicu oleh akuisisi tower reseller 798 menara dari Telkom pada Agustus 2021 yang memindahkan pendapatan reseller dari menara terkait ke pendapatan menara yang dimiliki.
Selanjutnya, pendapatan sebelum bunga,
pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA Mitratel juga bertumbuh sebesar Rp 322 miliar atau 28,8 persen yoy, dari Rp 1,12 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp 1,44 triliun pada Maret 2022.
Ini diikuti oleh naiknya marjin EBITDA sebanyak 4,4 persen menjadi sebesar 77,1 persen dibandingkan tahun lalu 72,7 persen.
"Perkembangan atas EBITDA Mitratel tercermin pada peningkatan profitabilitas dengan efisiensi biaya pada kegiatan usaha,” pungkas Hendra.
Adapun dari sisi neraca, masih secara konsolidasi hingga akhir Maret 2022, total aset Mitratel tercatat mencapai Rp 57,48 triliun, turun 0,4 persen dari periode sama tahun lalu Rp 57,72 triliun.
Penurunan tersebut, terutama disebabkan oleh pembayaran lebih awal utang jangka panjang sebesar Rp 3,5 miliar, yang berdampak terhadap penurunan kas yang tersedia.
Karena itu, total liabilitas pada akhir Maret 2022 turun 2,9 persen menjadi Rp 23,37 triliun, terutama karena pembayaran lebih awal utang jangka panjang.
Dengan demikian, ekuitas Mitratel bertumbuh sebanyak 1,4 persen menjadi Rp 34,1 triliun, ditopang oleh tambahan laba ditahan dari laba bersih selama kuartal I 2022.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.