The Fed Ingatkan Likuiditas di Pasar Keuangan Mulai Memburuk
The Fed memberikan peringatan, situasi dan kondisi likuiditas di pasar keuangan mulai memburuk di tengah meningkatnya risiko inflasi yang tinggi.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memberikan peringatan, situasi dan kondisi likuiditas di pasar keuangan mulai memburuk di tengah meningkatnya risiko inflasi yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter dan invasi Rusia ke Ukraina.
Peringatan itu disampaikan The Fed dalam laporan semi tahunan yang diterbitkan kemarin, dengan mengatakan bahwa likuiditas pasar telah mengalami penurunan sejak akhir 2021 untuk US Treasury dan indeks ekuitas kontrak berjangka.
"Meskipun The Fed menggarisbawahi bawah penurunan likuiditas ini tidak separah seperti sebelumnya. Namun demikian, sejak invasi Rusia ke Ukraina, likuiditas di pasar berjangka khususnya untuk harga minyak terkadang mulai mengalami pasang surut," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam laporan risetnya, Rabu (11/5/2022).
Untuk pasar komoditas lain mulai terlihat adanya perbedaan disfungsi yang kontras, karena perang telah mendorong volatilitas harga dan panggilan margin serta menyoroti channel potensial di mana lembaga keuangan besar akan merasakan dampaknya.
Baca juga: Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin IHSG Rontok Hingga Bank BUMN Sentuh ARB
Nico menjelaskan, dari perspektif stabilitas keuangan, sebagian besar pelaku pasar dan investor mengakses pasar komoditas berjangka melalui berbagai bank besar atau pialang, yang merupakan anggota dari Lembaga kliring di mana mereka berpotensi menghadapi risiko ketika ada margin call tidak biasa.
Baca juga: 90 Persen Bank Sentral Tertarik untuk Menjajaki Mata Uang Digital
The Fed akan bekerja sama dengan regulator domestik dan internasional untuk lebih memahami eksposure pelaku pasar dan investor di pasar komoditas, serta korelasinya terhadap sistem keuangan inti yang ada sekarang.
Secara keseluruhan, Nico menambahkan, bahw saat ini pengetatan kebijakan moneter telah mendorong penurunan harga aset.
Baca juga: Bank Sentral Ukraina Larang Warganya Beli Kripto dengan Mata Uang Lokal
"Inflasi yang mengalami peningkatan akan terus mendorong kenaikkan tingkat suku bunga di Amerika, yang akan memiliki dampak negatif terhadap aktivitas ekonomi domestic, harga aset, kualitas kredit, dan kondisi keuangan secara umum. Begitu juga harga properti di Amerika terkena dampaknya, karena merupakan satu di antara sektor yang sangat sensitif terhadap goncangan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.