Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Pasokan Gandum Terganggu, Harga Mi Instan Bisa Naik

Konflik Ukraina dan Rusia dinilai bisa mengganggu pasokan gandum. Hal ini bisa berdampak kepada harga produk turunannya termasuk mi instan.

Editor: Sanusi
zoom-in Dampak Perang Rusia-Ukraina, Pasokan Gandum Terganggu, Harga Mi Instan Bisa Naik
Vecteezy
Ilustrasi: Konflik Ukraina dan Rusia dinilai bisa mengganggu pasokan gandum. Hal ini bisa berdampak kepada harga produk turunannya termasuk mi instan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik Ukraina dan Rusia dinilai bisa mengganggu pasokan gandum. Hal ini bisa berdampak kepada harga produk turunannya termasuk mi instan.

Kendati demikian, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perang Rusia dan Ukraina tidak berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia.

Transaksi perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina hanya sekitar 2 miliar dollar AS per tahun, sehingga bukan merupakan mitra dagang utama Indonesia. Kondisi itu membuat dampak perang tak dirasakan langsung oleh Indonesia.

Baca juga: Rangkuman Invasi Hari ke-89: 100 Orang Tewas Setiap Hari, Ekonomi Rusia Menyusut hingga 10 Persen

Namun, perang tersebut tetap berpotensi mengganggu pasokan gandum di Indonesia, yang merupakan salah satu bahan baku pembuatan mie.

Airlangga bilang, 40 persen kebutuhan gandum di dalam negeri diimpor dari Ukraina.

"Dampaknya dapat terasa pada pasokan gandum karena 40 persen kebutuhan gandum kami diimpor dari Ukraina," ujarnya saat pembukaan Paviliun Indonesia dalam World Economic Forum 2022 di Davos, Swiss yang ditayangkan secara virtual, Senin (23/5/2022).

Dia menjelaskan, gangguan pasokan gandum dapat berdampak pada naiknya harga komoditas tersebut, sehingga bisa membuat kenaikan harga mi instan. Maka dengan kondisi itu, sangat memungkinkan bila perusahaan mi instan menaikkan harga jual produknya.

Berita Rekomendasi

"Ini akan memberikan dampak pada perusahaan mi instan, sehingga bisa saja mereka menaikkan harga produknya. Maka ini akan menimbulkan inflasi yang berasal dari mi, padahal dalam 3 tahun terakhir inflasi mi instan mendekati nol persen," jelas Airlangga.

Baca juga: Sidang Kejahatan Perang Ukraina yang Pertama: Tentara Rusia Dipenjara Seumur Hidup

Kendati demikian, upaya untuk menjaga pasokan gandum di dalam negeri telah dilakukan. Ia bilang, Indonesia sudah menekan kontrak impor yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gandum setidaknya hingga September 2022 mendatang.

Airlangga mengatakan, saat ini kenaikan harga pangan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi sebagian besar negara di dunia. Gejolak ekonomi global membuat harga sejumlah komoditas pangan utama naik.

Namun, menurutnya Indonesia cukup beruntung karena dampak inflasi pangan tidak terlalu besar. Lantaran, dalam tiga tahun terakhir Indonesia berhasil melakukan swasembada komoditas beras, yang merupakan makanan pokok masyarakat RI.

"Tapi untungnya dalam 3 tahun terakhir, Indonesia sudah bisa melakukan swasembada pada beras. Sehingga semua kebutuhan beras dipenuhi dari produksi dalam negeri. Kami yakni bisa menghadapi tantangan terkait pangan ini," pungkas Airlangga.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menko Airlangga Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Picu Harga Mi Instan Naik "

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas