PGN Gandeng PRISM Energy Masuk Pasar LNG Internasional
PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PGN Tbk (PGAS) bersiap masuki pasar LNG Internasional dengan menggandeng PRISM Energy Internasional selaku anak perusahaan SK E&S yang bergerak di bidang LNG Trading.
PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan.
MSPA ini juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MOU antara PGN dan SK E&S untuk kerjasama pengembangan LNG, Hydrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS) yang disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto pada 22 Februari 2022.
Baca juga: Kejar Target 1 Juta Jaringan Gas, PGN Kenalkan Gas Bumi Melalui Food Truck
Penandatanganan MSPA dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan dan CEO PRISM Energy International, Chung Jaehak, pada Selasa, (24/05/2022).
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengungkapkan, MSPA ini akan membuka peluang jual beli LNG internasional bagi PGN dalam upaya penyediaan energi bersih bersama PRISM.
“Kami menchallenge diri sendiri agar tidak hanya hadir untuk kebutuhan gas bumi domestik, dimana kita telah mencapai 89 persen market share, tetapi juga untuk dapat keluar dari zona nyaman dengan memasuki pasar internasional," ujar Heru, Rabu (25/5/2022).
Baca juga: PGN dan PRPP Sinergi Penyediaan Gas di GRR Tuban
Selain LNG Trading internasional, kerja sama ini juga sejalan dengan visi misi SK Group dalam utilisasi gas bumi menuju masa transisi energi bersih. Dalam hal ini, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang potensial untuk menyediakan Green Hydrogen.
Heru berharap, PGN dan SK Group dapat saling melengkapi dalam pengembangan energi baru terbarukan termasuk pengembangan LNG, Hydrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS).
Kebijakan energi dan transisi energi bersih merupakan penentu utama permintaan LNG di Korea Selatan.
Pada akhir 2020, Korea Selatan juga mengumumkan target net zero emissions 2050, adapun porsi LNG pada bauran pembangkit listrik 2030 mencapai hingga 19 persen.
Baca juga: Semburan Api Muncul di Saluran Air Warga Pancoran Mas Depok, Petugas Pemadam dan PT PGN Turun Tangan
Peran LNG dalam bauran tenaga listrik tersebut akan terus berkembang dimana perkiraan permintaan LNG Korea Selatan di tahun 2030 akan mencapai antara 65-66 bcm, atau sekitar 50 Mt.
“Kami percaya dengan sinergi infrastruktur LNG, teknologi, pasar, sekaligus sebagai penyuplai LNG terpercaya, PGN dan SK Group mampu mendukung pertumbuhan kebutuhan gas bumi untuk transisi energi bersih di Korea Selatan, Asia Tenggara, hingga pasar global lainnya,” ujar Heru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.