Pemasaran Makin Cuan dengan Strategi Influencer Marketing ala ShopeePay Talk
ShopeePay Talk menyelenggarakan diskusi online dengan topik influencer marketing mengangkat tema "Trik Strategis Kembangkan Bisnis dengan Influencer"
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Platform diskusi interaktif bulanan yang diinisiasi oleh ShopeePay, ShopeePay Talk, menyelenggarakan diskusi online dengan topik influencer marketing.
Mengangkat tema "Trik Strategis Kembangkan Bisnis dengan Influencer Marketing", ShopeePay Talk membagikan insight cara memaksimalkan kerja sama dengan influencer.
Di era digital, figur publik di media sosial atau yang kerap disebut sebagai influencer, sekarang ini menjadi pilihan saluran komunikasi yang diandalkan oleh para brand untuk mengomunikasikan produk hingga memperluas jangkauan target pasar.
Tidak hanya bisnis skala besar, bisnis kecil dan menengah pun kini mulai memanfaatkan strategi marketing satu ini berkat akses serta kesempatan luas yang tersedia di media sosial.
Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari, mengatakan sejalan dengan bertambahnya berbagai platform dan fitur pendukung di media sosial, influencer menjadi corong komunikasi yang makin dilirik brand untuk mengembangkan bisnisnya.
Namun, di tengah padatnya konten yang malang melintang di media sosial, brand perlu memikirkan dan mempersiapkan strategi yang tepat agar dapat menyentuh target audiens yang sesuai.
Baca juga: Ajak Pelaku Bisnis Usung Ide Kreatif ShopeePay Talk Beberkan Strategi Jitu Maksimalkan Momen Spesial
"Kami berharap episode ShopeePay Talk kali ini dapat membantu para pebisnis untuk memahami lebih dalam tentang strategi pemilihan influencer, pembuatan narasi yang engaging, hingga akhirnya menghasilkan kolaborasi dengan influencer yang tepat sasaran," tutur Eka Nilam saat diskusi online ShopeePay Talk, Selasa (31/5/2022).
Berkaca dari pengalaman Reina Devianti Triswan dalam menghadirkan berbagai kolaborasi produk dan konten Rollover Reaction bersama influencer, Galih Ruslan yang telah berhasil membesarkan bisnis Kylafood melalui berbagai konten media sosial yang kreatif bersama content creator, serta sudut pandang pakar pemasaran digital dari Desy Bachir, berikut adalah tiga poin yang perlu diperhatikan pebisnis saat hendak mengimplementasikan strategi influencer marketing.
Baca juga: Lebih Berani Eksplorasi Hal Baru, Terapkan 3 Tips Ini Hingga Manfaatkan Promo ShopeePay
Pertama, sebelum menilik lebih dalam ke strategi yang dilakukan Kylafood dan Rollover Reaction, Desy Bachir sebagai digital marketing professional membagikan cara memilih influencer dan strategi agar kerja sama yang dihasilkan dapat stand out di pasaran.
Kunci memilih influencer berpaku pada tujuan dari kolaborasi tersebut dan melihat lebih dalam lifestyle yang ditunjukkan influencer di media sosialnya.
Baca juga: Bagikan Tips Tentang Brand Purpose, ShopeePay Talk Dorong Pelaku Bisnis Bawa Perubahan
Selain itu, membangun pondasi trust yang kuat juga penting untuk menambah keterikatan dengan audiens.
"Sekarang ini audiens sudah lebih peka untuk membedakan mana konten yang disponsori oleh brand maupun yang tidak. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk memilih influencer yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan komunikasi brand dan target audiens agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Influencer pun akan lebih mudah untuk mempromosikan produk yang sesuai dengan gaya hidup mereka," terang Digital Marketing Professional and CMO of Samara Media and Entertainment Desy Bachir.
Baca juga: Tips Cegah Penipuan dan Penyalahgunaan Akun Saat Bertansaksi di E-Commerce dari ShopeePay
Dalam hal ini, brand juga perlu memerhatikan gaya masing-masing influencer dalam berkomunikasi dengan audiensnya, serta mendengarkan juga feedback dari influencer.
"Bagaimana pun, merekalah yang paling memahami audiens masing-masing. Seiring berjalannya waktu, brand juga harus mempertahankan dan bahkan memperkuat hubungan tersebut dengan cara mengomunikasikan brand value-nya secara konsisten sehingga dapat menarik perhatian audiens melalui pendekatan emosional," imbuh Desy.
Kedua, dalam menjalankan strategi pemasaran bersama influencer, brand dapat mengeksplorasi berbagai kegiatan yang sesuai dengan objektif, mulai dari ulasan produk, kampanye, hingga merilis produk kolaborasi bersama sang influencer, seperti yang kerap dilakukan oleh brand kecantikan lokal Rollover Reaction.
Head of Marketing Rollover Reaction and Alchemist Fragrance Reina Devianti Triswan, menyampaikan di tengah padatnya konten media sosial, brand harus eksploratif dalam merancang strategi influencer marketing agar publik tidak jenuh.
"Sebaiknya brand memahami terlebih dahulu beberapa aspek, mulai dari objektif, produk yang ingin dipasarkan, target pasar dari produk tersebut, hingga besaran biaya yang dianggarkan untuk kemudian dapat lebih eksploratif dan kreatif dalam membuat kampanye," ungkap Reina.
Selain secara konsisten mengumpulkan ulasan produk, kerap kali Reina juga meluncurkan produk kolaborasi dengan influencer sambil tetap mempertahankan value dari Rollover Reaction, yaitu "fuss-free beauty" melalui produk yang anti ribet dan multifungsi.
"Kami juga selalu berupaya mengangkat nilai women empowerment di setiap kampanye untuk produk koleksi kolaborasi. Tentunya, kolaborasi tersebut juga dilakukan untuk sama-sama memberikan manfaat tidak hanya untuk brand, tapi juga untuk influencer itu sendiri, karena dapat meningkatkan kredibilitas serta kepercayaan dari konsumen terhadap keduanya," lanjut Reina.
Ketiga, dengan kesempatan dan fasilitas yang terbuka lebar, bisnis kecil dan menengah pun kini bisa mengembangkan bisnisnya dan bersaing dengan pasar melalui strategi influencer marketing ini. Tentunya, para UMKM dapat menyesuaikan dengan budget pemasaran yang dimiliki.
Menurut Desy Bachir, para influencer mikro atau nano yang memiliki followers mulai dari 1.000 juga memiliki dampak yang besar jika dibalut dengan story telling yang engaging.
"Influencer mikro atau nano juga memiliki engagement yang lebih tinggi dan lebih dipercaya oleh para followers-nya karena kebanyakan followers mereka adalah teman atau circle mereka sendiri. Apa pun strategi yang dilakukan, brand perlu merujuk kembali kepada tujuan dan consumer insight yang ada," ucap Desy.
Strategi tersebut juga dilakukan oleh Kylafood bersama sederet influencer kuliner. Owner of Kylafood Galih Ruslan, menyebut saat ini ada banyak platform bebas biaya yang dapat dimanfaatkan oleh brand untuk mengetahui tingkat kedekatan serta interaksi para influencer dengan audiensnya, sehingga budget pemasaran dapat tepat sasaran.
"Sebagai pebisnis, kita pun harus jeli dalam melihat tren agar bisa mengemasnya menjadi sebuah konten yang unik. Selain itu, melihat banyaknya food vlogger yang ada sekarang, UMKM juga direkomendasikan untuk meminta ulasan yang jujur dari mereka. Di Kylafood sendiri, kami menghargai dan bersyukur untuk tiap review organik yang kami terima. Sebagai bentuk apresiasi, kami pun mengemasnya menjadi konten "Review Selebgram" untuk memberikan rekomendasi kepada calon pembeli maupun mempertahankan pelanggan setia," ujar Galih.