Laba BUMN Naik 1.000 Persen, BTN Ikut Sumbang dari Sektor Pembiayaan Perumahan
Capaian kinerja positif yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (BTN), ikut menyumbang peroleh laba bersih BUMN
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Capaian kinerja positif yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (BTN), ikut menyumbang peroleh laba bersih BUMN yang melesat hingga 1.000 persen pada 2021.
Selain meraih laba bersih, kinerja positif BTN juga turut memberikan angin segar ke sektor perumahan yang memiliki multiplier effect ke 174 sektor lainnya.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan di tengah gelombang pandemi yang belum mereda pada 2021, capaian kinerja positif tersebut juga didorong efisiensi dan transformasi yang dilakukan perseroan sejalan dengan arahan Kementerian BUMN.
Baca juga: Ini Penjelasan BTN Soal Masalah Rumah Satrio Arismunandar
"Tidak hanya laba bersih, sebagai pemimpin pasar di sektor kredit perumahan, kinerja positif yang Bank BTN lakukan juga ikut mendongkrak sektor perumahan yang memiliki dampak ganda ke 174 sektor turunan lain,” ujar Haru, Senin (13/6/2022).
Hingga akhir 2021, BTN mencatatkan raihan laba bersih sebesar Rp 2,37 triliun atau naik 48,30 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sedangkan, penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp 274,83 triliun atau naik 5,66 persen (yoy), di mana kredit di sektor perumahan masih mendominasi portofolio atau sebesar 89,08 persen.
Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi tercatat menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan sebesar 8,25 persen dari Rp 120,72 triliun pada 2020 menjadi Rp 130,68 triliun di 2021.
Baca juga: Rencana Pemerintah Dorong BSI Akuisisi BTN Syariah Tuai Kritik
Untuk meningkatkan kinerja penyaluran kredit dan pembiayaan BTN terutama di sektor perumahan, Kementerian BUMN menyebut akan melakukan penambahan modal ke BTN.
Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) tersebut akan dialokasikan senilai Rp 2,98 triliun untuk Bank BTN.
“Kita ingin menambah CAR (Capital Adequacy Ratio) BTN mencapai 19 persen. Dibutuhkan tambahan injeksi modal Rp2,98 triliun sudah disetujui juga melalui mekanisme rights issue mungkin nanti di triwulan 3 atau 4,” kata Tiko.
Direktur Riset dan Investasi PT Pilarmas Investindo Sekuritas Mazimilianus Nico Demus mengatakan, tambahan modal tersebut akan mengakselerasi kinerja BTN ke depan.
BTN nantinya dinilai akan leluasa melakukan ekspansi khususnya yang dapat meningkatkan pembiayaan rumah ke segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan milenial.