The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Dampaknya ke Asia Termasuk Indonesia, Bagaimana dengan Rupiah?
Untuk mengatasi tingginya inflasi, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menyetujui kenaikan suku bunga
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
"Pasar membenci ketidakpastian. Aset digital secara signifikan berkorelasi dengan pasar keuangan AS dalam beberapa bulan terakhir, yang keduanya terus melemah. Penurunan volatilitas ke bawah kemungkinan hanya akan dicapai dengan jeda atau pembalikan kebijakan dan arah Fed saat ini," kata Josh Olszewicz, kepala penelitian di Valkyrie.
Harga Emas Stabil
Harga emas datar pada hari Kamis (16/6), setelah lonjakan pada sesi sebelumnya karena penurunan imbal hasil US Treasury dan dolar yang lebih lemah.
Melansir Reuters, harga emas spot sedikit berubah pada level US$1.832.86 per ons troi pada 0034 GMT. Sedangkan, harga emas berjangka AS naik 1 persen menjadi US$1.836,90.
Rupiah Menguat Tipis
Rupiah menguat tipis pada awal perdagangan Kamis (16/6/2022). Mengutip Bloomberg pada pukul 9.09 WIB, rupiah dibuka bergerak ke level Rp 14.739 per dolar AS.
Rupiah menguat 0,04 persen dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp 14.745 per dolar AS.
Meski menguat pada pagi ini, namun nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan. Salah satunya adalah efek dari kebijakan The Fed yang mengerek suku bunga sebesar 75 basis poin.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengatakan, inflasi AS yang tetap tinggi dapat menjadi faktor pendorong bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan.
Dari domestik, pelaku pasar juga merespons data neraca perdagangan yang masih melanjutkan surplus sebesar US$ 2,9 miliar.
Reny memperkirakan, rentang pergerakan nilai rupiah berada di Rp 14.680-Rp 14.785 per dolar AS.