Erick Thohir Tegaskan BUMN Harus Jadi Penyeimbang Pasar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan BUMN harus menjadi penyeimbang pasar
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan BUMN harus menjadi penyeimbang pasar.
Hal ini ditunjukan dengan intervensi tatkala kondisi pasar sedang tidak seimbang, seperti saat isu kelangkaan masker, oksigen, hingga bahan pokok.
Erick mengatakan, upaya menjaga keseimbangan merupakan bagian dari transformasi BUMN.
Baca juga: Voting PKPU, Menteri BUMN Yakin Garuda Indonesia Bakal Kembali Berdaya Saing
Dengan mengikis kesenjangan dan meningkatkan keseimbangan, perekonomian akan dapat bergerak maju.
"Artinya keseimbangan. Tidak mungkin ekonomi kita tumbuh kalau tidak rukun dan tidak ada keseimbangan, itu lah fungsi intervensi dari BUMN," ujar Erick, Jumat (17/6/2022).
Erick telah menancapkan dua fokus prioritas dalam mewujudkan keseimbangan melalui pendanaan dan pendampingan.
Untuk itu, Erick pun memetakan fokus masing-masing bank BUMN agar tak lagi saling bersaing memperebutkan sektor pembiayaan korporasi besar dan melupakan UMKM.
"Perbankan kita fokuskan. Dulu, BNI, BRI, Mandiri, semua rebutan korporasi, semua bikin kartu kredit, buat apa, akhirnya terjadi kesenjangan, yang kecil tidak merasa diurusi dan yang besar selalu disalahkan," ucap Erick.
Baca juga: Kementerian BUMN Dorong UKM Tembus Pasar Internasional
Untuk itu, Erick menugaskan Bank Mandiri fokus pada korporasi, BRI menggarap pasar UMKM, dan BNI menjadi bank internasional yang berorientasi ekspor produk Indonesia.
Erick juga menyampaikan, fokus model bisnis akan mampu menguatkan kinerja BUMN yang pada akhirnya berdampak baik untuk ekosistem ekonomi nasional.
"BUMN juga harus seimbang, korporasinya mesti untung supaya dapat intervensi. Kalau BUMN tidak sehat dan rugi, bagaimana bisa mendorong dan intervensi," papar Erick.
Baca juga: Aset BUMN Pailit Harus Dilelang, Kalau Tak Laku Gimana Ya?
"Alhamdulillah, dengan transformasi kita dapat menggenjot laba bersih BUMN secara konsolidasi dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp 126 triliun pada 2021," pungkasnya.