Imbas Bear Market, Perusahaan Kripto Three Arrows Capital Default Hingga 670 Juta Dolar AS
Three Arrows Capital (3AC) dinyatakan default setelah pihaknya gagal membayarkan utang senilai 670 juta dolar AS
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Perusahaan dana lindung yang berfokus pada aset kripto, Three Arrows Capital (3AC) dinyatakan default setelah pihaknya gagal membayarkan utang senilai 670 juta dolar AS pada Voyager Digital, broker aset digital asal AS.
Pinjaman tersebut diantaranya, stablecoin USD Coin (USDC) senilai 350 juta dolar AS serta 15.250 bitcoin yang dipatok 323 juta dolar AS. Melansir dari CNBC Internasional, utang tersebut seharusnya jatuh tempo pada Senin (27/6/2022), namun karena mengalami kebangkrutan 3AC hingga kini belum dapat melunasi utangnya.
Menurut perwakilan dari Voyager Digital, dana tersebut dipinjam oleh Three Arrows Capital setelah perusahaan kripto ini mengalami krisis solvabilitas selama berminggu-minggu, imbas adanya bear market yang terjadi pada pasar kripto hingga membuat para investor nekat menjual sebagian aset kriptonya.
Baca juga: Rusia Default, Rubel Malah Menguat Terhadap Dolar AS, Naik ke Level Tertinggi Sejak Mei 2015
Hal inilah yang membuat perusahaan Three Arrows Capital merugi lantaran cadangan kripto yang tersimpan pada dompet digitalnya terus mengalami penurunan nilai mencapai miliar dolar AS, hanya dalam beberapa bulan saja.
Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya keputusan The Fed yang mengerek naik suku bunga sebanyak 75 point demi mengendalikan inflasi. Namun langkah tersebut justru menghilangkan tren bullish pada aset kripto di tahun ini.
“Masalahnya adalah bahwa nilai aset [3AC] mereka juga telah menurun secara besar-besaran dengan pasar, jadi secara keseluruhan, bukan pertanda baik,” Vijay Ayyar, wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di pertukaran crypto Luno.
Sebelum mengalami kebangkrutan 3AC dikenal sebagai adalah salah satu dana lindung yang sangat leverage dan paling menonjol diantara perusahaan kripto yang lainnya.
Baca juga: Pemerintah Rusia Lakukan Pembayaran Utang Luar Negeri Lebih Awal, Cegah Default di Tengah Invasi
Didirikan oleh Su Zhu dan Kyle Davie pada 2012 lalu, 3AC yang berbasis di Singapura biasa menawarkan sejumlah layanan investasi kripto seperti ekuitas, dana platform, keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi), serta layanan base layer.
Bahkan berkat kepopulerannya 3AC dapat menggenggam saham GBTC sebesar 6,26 persen. Namun tak lama kondisi tersebut berbalik, dimana pada bulan ini Three Arrow Capital dikabarkan tengah menghadapi masalah pembayaran dengan perusahaan pemberi pinjaman kripto BlockFi dan Genesis. Lantaran 3AC telah gagal memenuhi margin call.
Apabila 3AC tak kunjung memenuhi kewajibannya untuk membayar margin call tersebut, maka dalam waktu tertentu sang broker harus menutup operasinya baik pada posisi long (forced sell) ataupun pembelian pada posisi short. Permasalahan inilah yang memperparah masalah likuiditas dan solvabilitas pada 3AC.
Diprediksi kondisi akan terus berlanjut mengingat saat ini Bitcoin terus memerahkan rapotnya, tercatat dalam perdagangan Coinmarketcap, Rabu (29/6/2022) selama 24 jam terakhir Bitcoin anjlok sebanyak 5,05 persen menjadi 20.005 dolar AS.