Bank Sentral di Banyak Negara Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga demi Atasi Tekanan Inflasi
Bank sentral di sejumlah negara di AS, Eropa dan Asia diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi di negaranya.
Editor: Choirul Arifin
Di sisi lain, tekanan biaya hidup yang semakin intensif akan mengaburkan prospek ekonomi di Prancis, dan akan kembali memicu kerusuhan selama masa jabatan pertama Macron dengan apa yang disebut dengan gerakan rompi kuning.
Sementara di Jepang, tingkat konsumsi rumah tangga melemah pada Mei 2022 untuk pertama kalinya dalam tiga bulan sebagai tanda bahwa pemulihan ekonomi terbukti lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Ekonomi China juga mengalami tekanan turun pada kuartal kedua untuk pertama kalinya sejak 2020.
Hal ini menempatkan statistik resmi negara di bawah pengawasan baru karena analis bertaruh bahwa pemerintah tidak akan mengakui kemerosotan tersebut.
Kementerian Keuangan China sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan pemerintah daerah menjual 1,5 triliun yuan (US$ 220 miliar) obligasi khusus pada paruh kedua tahun ini.
Tujuannya, untuk mempercepat pendanaan infrastruktur yang belum pernah terjadi sebelumnya yang bertujuan menopang ekonomi negara yang terkepung.
Inflasi ritel Thailand juga dipercepat pada bulan Juni ke level tertinggi baru dalam 14 tahun, sehingga mendorong bank sentral untuk menaikkan biaya pinjaman lebih cepat daripada sebelumnya.
Inflasi yang lebih cepat menambah kasus bagi ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini untuk bergabung dengan bank sentral di seluruh dunia dalam pengetatan pengaturan kebijakan demi mengendalikan kenaikan harga.
Laporan Reporter: Ferrika Sari | Sumber: Kontan