Bursa Saham Eropa Melemah Menyusul Dirilisnya Data Inflasi Amerika Serikat
Dikutip dari CNBC, indeks pan-Eropa Stoxx 600 diperdagangkan 1 persen lebih rendah dengan sebagian besar sektor berada di zona negatif
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Bursa Saham Eropa diperdagangkan lebih rendah hari ini, Kamis (14/7/2022), karena pasar keuangan global sedang mencerna data terbaru inflasi Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari CNBC, indeks pan-Eropa Stoxx 600 diperdagangkan 1 persen lebih rendah dengan sebagian besar sektor berada di zona negatif, kecuali saham perusahaan perjalanan wisata.
Bursa saham Eropa ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu (13/7/2022), karena investor bereaksi terhadap data inflasi terbaru AS yang melebihi perkiraan.
Baca juga: IMF: Gangguan Gas Alam Dapat Memicu Resesi di Eropa
Indeks harga konsumen (CPI) AS melambung 9,1 persen, jauh di atas perkiraan Dow Jones sebesar 8,8 persen. Sementara CPI inti AS, tidak termasuk harga pangan dan energi yang bergejolak, melonjak sebesar 5,9 persen, lebih tinggi dari prediksi sebelumnya 5,7 persen.
Angkat tersebut dapat mendorong Federal Reserve AS (The Fed) untuk menaikkan kembali suku bunga secara agresif sebesar 75 basis poin bulan ini. Pada bulan lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan tiga perempat poin presentase ke kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen, dan menjadi kenaikan paling agresif sejak tahun 1994.
Bursa saham AS diperdagangkan lebih rendah, menyusul laporan data inflasi terbaru AS. Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS jatuh pada perdagangan hari ini, karena investor menantikan laporan pendapatan dari bank-bank besar AS, JPMorgan Chase dan Morgan Stanley.
Baca juga: Bursa Saham Hong Kong Tergelincir sementara Pasar Asia-Pasifik Alami Kenaikan
Kontrak futures indeks Dow Jones turun 335 poin atau 1,1 persen. Indeks S&P 500 turun 1,1 persen dan Nasdaq 100 anjlok 1 persen.
Sementara di kawasan Asia-Pasifik, bursa saham di China Daratan memimpin kenaikan pada perdagangan hari ini, menyusul laporan penurunan tingkat pengangguran di Australia dan langkah Singapura yang memperketat kebijakan moneternya.