Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dihajar Crypto Winter, Para Bandar Kripto Ini Gulung Tikar Susul Kebangrutan Voyager

Fenomena crypto winter atau jatuhnya harga mata uang kripto secara drastis dan berkepanjangan telah memicu terjadinya krisis likuiditas.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Dihajar Crypto Winter, Para Bandar Kripto Ini Gulung Tikar Susul Kebangrutan Voyager
Shutterstock
Fenomena crypto winter atau jatuhnya harga mata uang kripto secara drastis dan berkepanjangan telah memicu terjadinya krisis likuiditas. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Munculnya fenomena crypto winter atau jatuhnya harga mata uang kripto secara drastis dan berkepanjangan, telah memicu terjadinya krisis likuiditas.

Fenomena crypto winter ini membuat banyak perusahaan kripto menghadapi kebangkrutan.

Seperti yang dialami perusahaan peminjaman kripto Voyager Digital yang telah mengajukan kebangkrutan pada 6 Juli lalu pada otoritas di Distrik Selatan New York. 

Hancurnya bandar kripto ini terjadi setelah perusahaan mengalami gagal bayar utang akibat mengalami krisis keuangan imbas dari runtuhnya harga kripto selama beberapa bulan terakhir.

Bahaya crypto winter tak hanya membuat Voyager Digital hancur, namun juga telah memicu beberapa perusahaan peminjaman kripto lainnya mengalami pembengkakan utang karena para investor ramai menjual semua aset digitalnya.

Hal inilah yang membuat para bandar kripto merugi dan menyatakan bangkrut.

Baca juga: Sabar Ya, Analis Bilang Bear Market di Pasar Kripto Akan Terjadi Hingga 250 Hari Lagi

Berita Rekomendasi

Dari rangkuman wartawan Tribunnews.com, berikut beberapa platform kripto yang mulai bangkrut setelah terdampak fenomena crypto winter, diantaranya :

1. Celsius

Platform kripto yang berbasis di AS, Celsius Network pekan lalu dikabarkan telah mengajukan kebangrutan Bab 11 ke pengadilan distrik selatan New York.

Mengutip dari Reuters pengajuan kepailitan Celsius terjadi usai Bitcoin dan beberapa koin kripto lainnya mengalami penurunan harga yang tajam.

Kondisi keuangan Celsius semakin parah setelah token utama Terra USD pada bulan Mei mengalami keruntuhan.

Baca juga: Bahayakan Keuangan Negara, Putin Larang Warga Rusia Gunakan Kripto Jadi Alat Transaksi

Alasan inilah yang membuat Celsius mengalami penurunan pemasukan hingga perusahaan gagal melunasi tiga pinjaman besar dari protokol decentralized finance (DeFi) yakni Aave, Maker dan Compound yang nilainya sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Bahkan untuk menghentikan kerugian yang lebih lanjut, Celcius pada bulan lalu telah menghentikan semua aktifitas di platformnya termasuk transaksI penarikan, pertukaran, dan transfer.

Cara ini dimaksudkan untuk menstabilkan bisnis dan melindungi pelanggannya dari ancaman crypto winter.

2. Three Arrows Capital (3AC)

Perusahaan peminjam kripto asal Singapura Three Arrows Capital dinyatakan bangkrut setelah pasar kripto anjlok hingga mencapai 1 triliun dolar AS.

Kondisi inilah yang membuat 3AC mengalami default setelah gagal membayarkan pinjaman sebesar 3,5 miliar dolar AS pada perusahan kripto Blockchain.com, Voyager Digital, serta Genesis.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengidentifikasi dan Menghindari Skema Pump-and-Dump Pada Investasi Kripto?

Selain imbas dari crypto winter, runtuhnya likuiditas 3AC terjadi karena dipicu runtuhan nilai Terra.

Hal inilah yang membuat 3AC kehilangan aset mereka sekitar 400 juta dolar AS sampai akhirnya perusahaan benar-benar tidak mampu bertahan dan memilih untuk gulung tikar pada awal Juli lalu.

3. Compass Mining

Compass Mining merupakan perusahaan hosting kripto yang berbasis di Maine, AS yang kerap menyediakan fasilitas penambangan bernama ASIC, umumnya para penambang kripto akan menggunakan perangkat keras dari Compass untuk menghasilkan bitcoin.

Namun karena pasar kripto mengalami keruntuhan membuat Compass mengalami penurunan jumlah investor.

Baca juga: Analis: Rupiah Digital Bisa untuk Mitigasi Risiko Aset Kripto Terhadap Ketahanan Ekonomi

Tak hanya itu, para investornya juga telat membayarkan tagihan utilitas dan biaya hosting, alasan inilah yang membuat perusahaan gagal membayarkan tagihan listrik sebesar 1,2 juta dolar AS dan dinyatakan bangkrut pada bulan lalu.

4. Vault

Perusahaan perdagangan dan pinjaman kripto yang berbasis di Singapura, Vaut diketahui telah menghentikan aktivitas penarikan aset kripto pada platformnya pada awal Juli lalu.

Langkah ini diambil menyusul langkah Celsius yang telah lebih dulu melakukan hal serupa dengan menutup semua aktivitas perusahaan.

Aksi ini dilakukan Vault untuk mencegah bertambahnya angka kerugian pada perusahaan, tercatat selama masa kritis berlangsung perusahaan pinjaman kripto asal Singapura itu telah berhutang sebanyak 75 juta dolar AS pada miliarder kripto Sam Bankman-Fried Alameda.

Setelah dinyatakan gulung tikar dan mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan Singapura, Vault dikabarkan tengah menjalin negosiasi agar perusahaan bisa diakuisisi oleh Nexo, platform pinjaman berbasis blockchain.

5. BlockFi

Bandar perdagangan aset kripto, BlockFi mengakui kebangrutannya pada awal Juli lalu. Mengutip dari Financial Times runtuhnya kejayaan BlockFi terjadi setelah perusahaan ini kesulitan keuangan imbas dari 3AC yang gagal membayarkan margin call pada BlockFi.

Sebelum BlockFi  bangkrut pihaknya telah lebih dulu melakukan pemangkasan karyawan guna mengurangi pengeluaran perusahaan.

Namun cara tersebut ternyata tak cukup mampu membuat keuangan BlockFi stabil, justru setelah aksi PHK tersebut para investor mulai ramai meninggalkan saham BlockFi, hingga harga sahamnya anjlok di level 67 dolar AS.

Hal inilah yang membuat BlockFi hancur, meski tengah berada diambang kebangkrutan, namun perusahaan kripto FTX berniat untuk menyelamatkan BlockFi dengan cara memberikan fasilitas kredit senilai 250 juta dolar AS. Dana tersebut diberikan FTX agar kembali menavigasi pasar kripto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas