Harga Minyak WTI dan Brent Merosot, Turun ke Posisi Terendah Selama 2022
Penurunan harga ini terjadi setelah negara pengimpor minyak yang tergabung dalam kelompok OPEC+ setuju untuk meningkatkan pasokan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah AS yang diperdagangkan di pasar global merosot sekitar 4 persen.
Hal tersebut melanjutkan penurunan sesi sebelumnya hingga membuat harganya anjlok ke level terendah sejak Februari 2022, pada penutupan pasar Rabu (3/8/2022).
Penurunan harga ini terjadi setelah negara pengimpor minyak yang tergabung dalam kelompok OPEC+ setuju untuk meningkatkan pasokan di kilang minyak AS Sebesar 100.000 barel per hari. Dengan pelonggaran tersebut kini stok minyak mentah AS naik jadi 4,5 juta barel.
Baca juga: Kelompok G7 Pertimbangan Sanksi Baru Terkait Pembatasan Keuntungan Minyak Rusia
Bertambahnya cadangan minyak inilah yang kemudian membuat para investor melonggarkan pasar hingga membuat harga minyak anjlok pada pekan ini.
Dimana harga minyak mentah yang dipatok West Texas Intermediate (WTI) turun 3,76 dolar AS atau 4 persen, menjadi 90,66 dolar AS.
Angka ini turun ke level terendah sejak Februari lalu, tepatnya saat dimulainya invasi Rusia ke Ukraina. Penurunan serupa juga dialami minyak berjangka Brent yang terpantau ambles 3,7 persen menjadi 96,7 dollar AS per barel.
Sebelum OPEC+ menyetujui permintaan Biden untuk memasok kilang minyak AS, kelompok pengimpor minyak ini telah memberikan isyarat untuk memperketat kegiatan ekspornya pada tahun ini.
Munculnya rencana ini lantas membuat para investor khawatir akan munculnya krisis energi di AS. Hal tersebut yang kemudian membuat mereka memperketat laju pasar minyak dan mendorong kenaikan harga minyak mentah melesat naik ke level tertinggi di pekan lalu.
Baca juga: Harga Minyak Turun Terseret Lemahnya Data Manufaktur China dan Jepang
Mengutip dari Reuters, selain karena rencana OPEC+ yang bersedia mengirim pasukannya untuk kilang AS.
Adanya penurunan ini juga terjadi akibat dari kenaikan suku bunga The Fed yang sesuai dengan ekspektasi investor, dimana bank sentral AS hanya menaikkan suku bunga 75 basis point.
Alasan ini yang menjadi pendorong turunnya harga minyak di awal perdagangan Agustus.