Hobi Bisa Jadi Cuan dengan Memanfaatkan Teknologi, Begini Caranya
Di era revolusi industri 4.0 ini, setiap orang khususnya kaum muda bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mengembangkan hobinya.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SINGKAWANG - Di era revolusi industri 4.0 ini, setiap orang khususnya kaum muda bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mengembangkan hobinya.
Hobi yang diiringi dengan pemanfaatan internet secara produktif, kreatif dan positif dapat menjadi sumber pendapatan bagi siapapun yang menekuninya.
Hal tersebut menjadi perbincangan dalam webinar bertema “Hobi + Teknologi = Rupiah” di Singkawang, Kalimantan Barat belum lama ini.
Hadir sebagai narasumber adalah Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Hairunnisa Husain; Dosen STMIK Primakara dan Koordinator bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Luh Putu Ning Septyarini Putri Astawa; serta Program Manager ECPAT Indonesia Andy Ardian.
Baca juga: Selain Content Creator, Profesi Gamer Online Juga Bisa Jadi Hobi yang Hasilkan Cuan
Merujuk data terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 210 juta atau 77 persen dari populasi penduduk.
Dengan kata lain, internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Hairunnisa Husain mengatakan, kecanggihan internet bisa dimanfaatkan sebagai sarana atau wadah untuk mengembangkan hobi, khususnya bagi para Gen Z.
“Memiliki hobi sangat penting bagi setiap orang. Selain bisa menjadi pengalihan saat sedang stres atau jenuh, hobi juga bisa dijadikan sebagai aktivitas mengisi waktu luang yang bahkan bisa melatih skill dan kreativitas hingga menjadi salah satu sumber pendapatan,” ujarnya.
Dia pun menyebutkan beberapa rekomendasi hobi bagi para Gen Z yang jika ditekuni bisa membuahkan pundi-pundi rupiah.
Mulai dari hobi bercerita atau berbicara, hobi nonton film, hobi make up, hingga hobi memasak dan hobi jajan. Sebagai contoh hobi jajan bisa saja terdengar negatif bagi beberapa orang karena berkonotasi pada perilaku konsumtif.
Namun, hobi jajan ternyata bisa disalurkan menjadi sesuatu yang positif, misalnya dengan cara membuat video review makanan atau vlog jalan-jalan sambil berburu makanan.
“Dan ini bisa membuahkan keuntungan jika pandai mengolahnya. Siapa tahu dengan konten review itu kalian berhasil menarik banyak perhatian netizen dan membuat penjual melakukan endorsement berbayar tentunya,” tuturnya serata menyebut salah satu vlogger makanan yang terkenal yaitu Jessica Jane.
Ni Luh Putu Ning Septyarini Putri Astawa menguraikan enam manfaat teknologi dalam pengembangan hobi menjadi sesuatu yang produktif, yaitu sebagai sumber ‘menemukan’ hobi, peningkatan skill dan inovasi terhadap hobi yang dimiliki.
“Tambahkanlah kata kunci atau keyword tertentu dalam mesin pencarian untuk menambahkan spesifikasi inovasi yang ingin dilakukan. Misalnya, keyword ‘cara membuat donat kentang yang empuk’” tuturnya.
Dia melanjutkan, manfaat lainnya dari teknologi adalah sebagai sumber inspirasi dan penyelesaian masalah, komersialisasi hobi, serta sumber berbagi inspirasi yang dapat diaplikasikan dalam hobi yang dimiliki.
“Selalu gunakan internet terutama media sosial sebagai salah satu tempat untuk menyebarkan berita baik dan menginspirasi, termasuk kisah sukses atau tips dan tata cara penyelesaian sebuah masalah yang mungkin ditemukan pada saat menjalankan hobi sehingga, dapat menjadi sumber belajar bagi orang lain yang menemukan permasalahan serupa,” saran dia.
Andy Ardian menegaskan pentingnya memahami dan menerapkan etika digital.
Pasalnya, selain konten-konten positif, internet juga dibanjiri konten negatif. Salah satunya yang berisi penyebaran berita bohong atau hoaks dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian. Jika mendapati konten negatif, lakukan analisa dan verifikasi, serta jangan ikut menyebarkan konten negatif tersebut.
“Dalam membuat konten, kita juga harus paham etika dan tanggung jawab. Pasalnya, teknologi ini mungkin netral tapi sering disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan ini bisa berkonsekuensi dengan hukum ketika konten itu melanggar regulasi,” tandasnya.