Johnson & Johnson akan Akhiri Penjualan Bedak Bayi Berbahan Dasar Talk
Johnson & Johnson telah berulang kali mengatakan produk bedaknya aman, dan tidak menyebabkan kanker.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Johnson & Johnson, produsen obat-obatan, peralatan medis, dan barang konsumsi yang berbasis di Amerika Serikat secara resmi akan berhenti menjual bedak bayi berbahan dasar talk ke seluruh dunia mulai tahun 2023.
"Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbahan dasar tepung jagung," kata Johnson & Johnson, seraya menambahkan bahwa bedak bayi berbahan dasar tepung jagung sudah dijual di negara-negara di seluruh dunia.
Pada tahun 2020, J&J mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menjual bedak bayi di Amerika Serikat dan Kanada karena permintaan telah turun, setelah apa yang disebutnya 'informasi yang salah' tentang keamanan produk di tengah rentetan tantangan hukum.
Baca juga: Bisa Menyebabkan Iritasi, Ini Dampak Pakai Bedak Bayi di Kulit Wajah
Dilansir dari Straits Times, Jumat (12/8/2022) perusahaan itu menghadapi sekitar 38.000 tuntutan hukum dari konsumen dan para penyintas yang mengklaim produk bedaknya menyebabkan kanker karena kontaminasi asbes dan karsinogen.
J&J membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan pengujian ilmiah dan persetujuan peraturan selama beberapa dekade telah menunjukkan bahwa bedaknya aman dan bebas asbes.
Sementara itu, seorang pengacara bernama Ben Whiting mengatakan, karena tuntutan hukum dihentikan sementara dalam kebangkrutan, keputusan penjualan perusahaan tidak akan langsung mempengaruhi mereka.
“Namun, jika pengadilan banding federal mengizinkan kasus tersebut berlanjut, konsumen dapat mencoba menggunakan keputusan Johnson & Johnson untuk menarik produk sebagai bukti,” kata Whiting.
“Jika kasus-kasus ini terulang lagi, maka itu adalah masalah yang sangat besar,” tambahnya.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Reuters pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa J&J mengetahui selama beberapa dekade bahwa asbes, karsinogen, ada dalam produk bedaknya.
Menurut catatan internal perusahaan, kesaksian persidangan, dan bukti lain menunjukkan bahwa setidaknya dari tahun 1971 hingga awal 2000-an, bedak mentah dan bubuk jadi J&J terkadang diuji positif mengandung sejumlah kecil asbes.
Baca juga: Bedak Bayi, Ketahui Manfaatnya!
Menanggapi bukti kontaminasi asbes yang disajikan dalam laporan media, di ruang pengadilan dan di Capitol Hill, J&J telah berulang kali mengatakan produk bedaknya aman, dan tidak menyebabkan kanker.
Dijual sejak 1894, Johnson's Baby Powder menjadi simbol citra ramah keluarga perusahaan.