Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Kekhawatiran Resesi Global
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 73 sen atau 0,8 persen menjadi 94,37 dolar AS per barel pada pukul 03:13 GMT.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak mentah turun pada perdagangan hari ini, Selasa (16/8/2022), di tengah kekhawatiran resesi global setelah China merilis data ekonomi.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 73 sen atau 0,8 persen menjadi 94,37 dolar AS per barel pada pukul 03:13 GMT.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS anjlok 44 sen atau 0,5 persen menjadi 88,97 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga Minyak Turun Menyusul Pengumuman Aramco Bakal Tingkatkan Produksi Minyak Mentah
Bank Sentral China telah memangkas suku bunga pinjaman untuk menghidupkan kembali permintaan kredit di tengah ekonomi yang melambat secara tidak terduga pada bulan Juli, dengan aktivitas pabrik dan ritel tertekan oleh kebijakan nol-Covid China serta krisis properti.
"Harga komoditas secara keseluruhan berada di bawah tekanan karena data ekonomi China Juli melukiskan gambaran pertumbuhan yang lebih suram dari yang diperkirakan sebelumnya, yang mendorong kekhawatiran baru pada prospek permintaan," kata ahli strategi pasar dari IG Group, Yeap Jun Rong.
Ekspor produk bahan bakar China diperkirakan akan kembali pulih pada bulan ini, setelah Beijing mengeluarkan lebih banyak kuota dan menambah tekanan pada margin penyulingan.
Pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 juga menjadi perhatian pelaku pasar bahan bakar. Para analis memperkirakan akan lebih banyak minyak yang memasuki pasar, jika Iran dan Amerika Serikat (AS) menerima tawaran dari Uni Eropa yang dapat menghapus sanksi terhadap ekspor minyak Iran.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan, Iran menanggapi rancangan teks final Uni Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 pada Senin (15/6/2022) kemarin, namun tidak memberikan rincian seperti apa tanggapan yang diberikan Iran.
Di Amerika Serikat, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengungkapkan total produksi di cekungan minyak serpih utama AS diperkirakan naik menjadi 9.049 juta barel per hari pada bulan depan.
Baca juga: Efek Sanksi, Rusia Merugi Ekspor Minyak Anjlok Lebih Dari 3 Persen di Bulan Juli
Pelaku pasar bahan bakar juga menunggu data industri mengenai stok minyak mentah AS yang akan rilis hari ini. Berdasarkan jajak pendapat Reuters pada Senin kemarin menunjukkan stok minyak dan bensin AS kemungkinan mengalami penurunan, sementara persediaan sulingan akan naik.
Premi untuk WTI berjangka bulan September untuk pemuatan minyak dalam enam bulan berada di level 3,46 dolar AS per barel pada hari ini, menjadi level terendah dalam empat bulan terakhir, yang menunjukkan berkurangnya pengetatan pasokan minyak yang cepat.