Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Inggris Tembus 10,1 Persen, Capai Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun

Bank of England memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya di angka 13,3 persen pada Oktober mendatang

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Inflasi Inggris Tembus 10,1 Persen, Capai Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun
dok. NIESR
Inflasi harga konsumen Inggris melonjak ke angka 10,1 persen pada Juli 2022, tertinggi sejak Februari 1982. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Inflasi harga konsumen Inggris melonjak ke angka 10,1 persen pada Juli 2022, tertinggi sejak Februari 1982.

Meskipun ada kemungkinan dilanda resesi, Bank of England awal bulan ini telah menaikkan suku bunga utamanya sebesar 0,5 persen menjadi 1,75 persen.

Dilansir dari Aljazeera, Jumat (19/8/2022) Bank of England memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya di angka 13,3 persen pada Oktober mendatang.

Baca juga: Mengenal tentang Apa Itu Inflasi, Simak Penyebab dan Dampaknya Berikut Ini

"Setiap kejutan inflasi ke atas memperketat ikatan yang dialami BoE, dengan meningkatnya tekanan inflasi yang dikombinasikan dengan meningkatnya hambatan resesi," kata Luke Bartholomew, ekonom senior di manajer aset abrdn.

Seperti kebanyakan ekonom dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters awal pekan ini, Bartholomew mengharapkan Bank of England menaikkan suku bunga setengah poin lagi menjadi 2,25 persen pada pertemuan berikutnya di bulan September.

Inflasi global

Berita Rekomendasi

Data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional pada Rabu (17/8/2022) menunjukkan bahwa harga naik sebesar 0,6 persen di bulan Juli. Sementara tingkat inflasi harga eceran tahunan mencapai 12,3 persen, tertinggi sejak Maret 1981.

Inggris tidak sendirian dalam menghadapi lonjakan pertumbuhan harga, tetapi ada tanda-tanda bahwa negara itu akan terus berjuang dengan kenaikan inflasi yang lebih lama dari negara lain.

Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris, Nadhim Zahawi mengatakan bahwa dirinya akan memprioritaskan untuk mengendalikan inflasi.

Baca juga: Ini Sejumlah Langkah yang Dilakukan NFA untuk Kendalikan Inflasi Pangan

Di sisi lain, Bank of England mengatakan, lonjakan harga energi di Eropa akibat dari invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, adalah pendorong utama inflasi dan kemungkinan akan membawa Inggris ke dalam resesi yang panjang.

Namun, ada petunjuk dalam data bahwa tekanan inflasi di masa depan mungkin mulai mereda.

Lebih lama dari yang lain

Perkiraan bahwa masalah inflasi Inggris akan bertahan lebih lama daripada negara lain sebagian berasal dari peraturan harga, yang berarti perusahaan energi harus menunggu sebelum membebankan biaya grosir yang lebih tinggi kepada konsumen.

Menurut analis industri di Cornwall Insight, tagihan energi rumah tangga tahunan saat ini di bawah 2.000 pound atau sekitar 2.421 dolar AS, hampir dua kali lipat levelnya dari tahun lalu dan kemungkinan akan naik di atas 4.000 pound pada Januari tahun depan.

Baca juga: Menko Airlangga: Inflasi Indonesia Cukup Terkendali

“Jutaan rumah tangga Inggris akan berjuang dengan tagihan yang lebih tinggi, dan supermarket melaporkan bahwa pelanggan telah beralih ke merek yang lebih murah,” pungkas analis itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas