Sistem Resi Gudang Permudah Transaksi dan Potong Jalur Rantai Distribusi
Sistem Resi Gudang bisa digunakan untuk mempermudah dan memotong jalur yang panjang dalam rantai distribusi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mengatakan, sistem resi gudang (SRG) menjadi salah satu upaya pemerintah memastikan pasokan atau rantai distribusi dikelola dengan baik.
SRG bisa digunakan untuk mempermudah dan memotong jalur yang panjang dalam rantai distribusi.
“Pemerintah hadir memberikan solusi untuk para petani, nelayan, pelaku usaha khususnya UMKM kita untuk memastikan komoditasnya tersimpan dengan baik,” kata Wamen Jerry di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman tentang Optimalisasi Pemanfaatan Enabler UMKM Terintegrasi Dengan Sistem Resi Gudang Dan Hybrid B2B Marketplace oleh pelaku usaha di Jakarta belum lama ini.
Penandataganan dilakukan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey bersama Direktur Utama PT Mitra Enabler Indonesia (PT MEI), Humahwan.
Dikatakan Jerry, kehadiran gudang membuat hasil komoditas bisa tersimpan dan membuat penjualannya bisa ditunda saat penjualannya sudah mulai membaik sehingga pelaku usaha, petani atau pun nelayan tidak mengalami kerugian.
"Selama ini banyak petani di daerah-daerah yang mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh penjualan, lantaran pada musim panen tiba harga komoditas mengalami penurunan sehingga SRG bisa digunakan sebagai medium penyimpanan oleh para pelaku usaha, petani, maupun nelayan," katanya.
Baca juga: Stabilkan Harga Gabah Masa Panen Raya, Kementan Terapkan Sistem Resi Gudang
Jerry mengapresiasi penandatanganan Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk mengembangkan UMKM agar naik kelas, mempersiapkan ekosistem yang terintegrasi dari hulu sampai hilir kepada UMKM melalui penyediaan kurasi dan pelatihan, standarisasi produk, pendanaan, akses pasar dan menyiapkan pilihan-pilihan logistik yang terpercaya serta dukungan pembiayaan berbasis sistem resi gudang.
Humahwan menambahkan, ruang lingkup kerjasama yang dimaksud meliputi pembinaan UMKM binaan Aprindo oleh Mitra Enabler Indonesia, pemanfaatan implementasi pembiayaan dan pemasaran menggunakan Sistem Resi Gudang bagi UMKM, penyerapan Produk UMKM dengan Aprindo sebagai standby buyer (offtaker), Pengembangan pasar domestik dan ekspor khususnya bagi UKM dengan membuka Pavilion Produk Indonesia di Luar Negeri serta sinergi program kerja dengan pengoptimalisasian program Enabler Terintegrasi dengan Sistem Resi Gudang.
Baca juga: Sistem Resi Gudang Jadi Instrumen Keuangan yang Bisa Digunakan Pengusaha Akses Kredit Tanpa Jaminan
“MEI memfasilitasi pelaku UMKM melalui berbagai program, antara lain kurasi, bimbingan teknis pengembangan dan desain produk, pelatihan, serta pendampingan untuk memastikan UMKM memiliki standar mutu dan kelayakan bagi pasar dalam negeri maupun pasar internasional yang pemasarannya dilakukan secara online dan offline,” kata Humahwan.
Alexander Herman, Direktur Operasional PT MEI menambahkan, saat ini UMKM menjadi salah satu tonggak perekonomian di Indonesia, hampir 64 persen kontribusi UMKM ini secara nasional didalam PDB Indonesia.
Baca juga: Kemendag: Sistem Resi Gudang Jaga Stabilitas Harga Komoditas Bahan Pokok
"Saat ini mulai banyak untuk masuk ke dalam business to business (B2B) atau e-commerce lainnya, tetapi masih banyak yang belum memahami penggunaannya sehingga kami mencetuskan diri bahwa B2B kita nanti akan direct langsung dengan pelaku UKM,” terang Alex.
Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey menyampaikan bahwa nota kesepahaman ini akan segera diimplementasikan secara berkesinambungan.
"Aprindo siap untuk menyerap Produk UMKM dengan bertindak sebagai Standby Buyer (Offtaker), serta mendukung pengembangan pasar Ekspor khususnya bagi UKM dengan membuka Pavilion Produk Indonesia di Luar Negeri yang dimulai dengan Pilot Project di Busan, Korea Selatan," katanya.