Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Terburuk AS Diprediksi Segera Berakhir, The Fed Bakal Longgarkan Kebijakan?  

Ekonom memperkirakan indeks harga konsumen Amerika Serikat bulan Agustus akan mencapai 8,1 persen, turun tipis dari angka CPI di bulan Juli.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Inflasi Terburuk AS Diprediksi Segera Berakhir, The Fed Bakal Longgarkan Kebijakan?  
Ledger Insights
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve. Ekonom memperkirakan indeks harga konsumen Amerika Serikat bulan Agustus akan mencapai 8,1 persen, turun tipis dari angka CPI di bulan Juli. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Indeks harga produsen dan angka penjualan eceran Amerika Serikat (AS) untuk bulan Agustus dijadwalkan dirilis pekan ini.

Angka-angka tersebut dapat mengubah pandangan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 21 September 2022.

Indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Agustus akan dirilis Selasa (13/9/2022) besok, sedangkan indeks harga produsen (PPI) akan dirilis Rabu (14/9/2022) mendatang.  

Investor masih memprediksi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin, dengan Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada pekan lalu bahwa The Fed memiliki, dan menerima, tanggung jawab untuk stabilitas harga. Kita perlu bertindak sekarang.

Akankah The Fed memperketat kebijakan moneter jika data inflasi AS  mulai menurun?

Melansir dari CNN, ekonom memperkirakan CPI AS untuk bulan Agustus akan mencapai 8,1 persen, turun tipis dari angka CPI di bulan Juli.

Berita Rekomendasi

Namun tentu saja, 8,1 persen masih tergolong tinggi menurut standar historis. Tetapi ini akan menjadi penurunan yang mencolok dari inflasi di bulan Juni sebesar 9,1 persen.

Baca juga: Menkeu AS: Penurunan Harga Bensin Dorong Inflasi AS Lebih Lanjut

"Kita mungkin telah melihat puncak inflasi. Harga pangan dan energi turun. Ada lebih banyak ruang untuk penurunan," kata kepala strategi makro global di Ned Davis Research, Joe Kalish.

Para investor berharap kenaikan suku bunga September akan menjadi kali terakhir The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Dengan asumsi The Fed kembali menaikan suku bunga tiga perempat poin pada 21 September besok, maka itu akan membawa suku bunga ke kisaran 3 persen hingga 3,25 persen.

Baca juga: CEO Google Beri Sinyal Bakal Lakukan PHK, Imbas Perlambatan Pendapatan hingga Tekanan Inflasi

Jumat (10/9/2022) lalu, 70 persen investor memperkirakan kenaikan suku bunga setengah poin pada pertemuan The Fed 2 November 2022.

Namun hanya ada kemungkinan sebesar 10 persen dari kenaikan 75 basis poin untuk keempat kalinya berturut-turut, yang bisa menjadi salah satu alasan mengapa saham telah rebound sejauh ini di bulan September setelah jatuh di bulan Agustus.

Kenaikan harga melambat 

Para ekonom memperkirakan indeks harga produsen mengalami penurunan di bulan Agustus. Perkiraan penurunan 0,1 persen dari Juli hingga Agustus, menyusul penurunan 0,5 persen dari Juni hingga Juli.

Indeks harga produsen melonjak 9,8 persen secara year-on-year di bulan Juli, namun turun dari angka di bulan Juni sebesar 11,3 persen. Perlambatan lebih lanjut kemungkinan akan disambut pasar keuangan, The Fed dan konsumen.

Baca juga: Janet Yellen Sebut Ekonomi AS Tidak Dalam Resesi, Meskipun PDB Merosot

Angka pengeluaran konsumen untuk bulan Agustus akan dirilis Kamis (14/9/2022) pagi. Pemerintah AS melaporkan pada bulan lalu bahwa penjualan ritel naik 10,3 persen secara year-on-year di bulan Juli.

The Fed berada di posisi sulit, di mana pihaknya harus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Namun di satu sisi juga harus menghindari resesi.

Jerome Powell juga mengatakan, kenaikan suku bunga dan inflasi telah menyebabkan "rasa sakit" bagi perekonomian AS dalam pidatonya pada bulan lalu.

Pidato Powell dapat menjadi argumen bagi The Fed untuk melakukan kenaikan suku bunga yang lebih rendah selama inflasi terus mendingin.

Investor diminta lebih memperhatikan data inflasi daripada apa yang dikatakan Powell maupun anggota The Fed lainnya.

The Fed tetap akan bergantung pada data inflasi, itulah sebabnya peluang kenaikan suku bunga terus berubah.

"Pasti ada tren penurunan inflasi yang meyakinkan. Kami belum sampai di sana," kata kepala investasi CIBC Private Wealth US, David Donabedian.

Perusahaan teknologi besar mulai tertekan

Ekonomi AS bukan satu-satunya hal yang menjadi fokus minggu depan. Dua raksasa perangkat lunak, Oracle dan Adobe, akan melaporkan pendapatan terbaru mereka. Investor akan mengamati data pengeluaran kedua perusahaan teknologi tersebut.

Saham kedua perusahaan telah jatuh tahun ini, bersama dengan sektor teknologi lainnya. Saham Oracle turun hampir 15 persen, sementara saham Adobe jatuh lebih dari 30 persen.

Namun analis memperkirakan pertumbuhan penjualan yang solid dari kedua perusahaan ini. Adobe diprediksi mengalami kenaikan saham sebesar 15 persen dari tahun lalu dan Oracle sekitar 20 persen.

"Kami memiliki teknologi besar yang jauh lebih matang dan mapan," kata kepala strategi pengembalian nyata dan manajer portofolio senior di Newton Investment Management, Suzanne Hutchins.

Data pendapatan dari Oracle dan Adobe juga akan berfungsi sebagai pratinjau laporan pendapatan pada kuartal ketiga bagi perusahaan teknologi pada bulan Oktober.

Laporan pendapatan Oracle dan Adobe yang solid bisa menjadi pertanda baik bagi Microsoft, SAP SE dan IBM, serta perusahaan perangkat lunak cloud.

Berikut ini data-data ekonomi yang akan dirilis pekan ini:

1. Senin: Laporan pendapatan Oracle

2. Selasa: Data CPI AS, Hari Investor Starbucks, Rapat Pemegang Saham Twitter untuk memilih akuisisi Elon Musk

3. Rabu: Data PPI AS

4. Kamis: Penjualan ritel AS, klaim pengangguran mingguan, data pendapatan Adobe dan pertemuan penting pemimpin Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping.

5. Jumat: Sentimen konsumen AS Michigan dan penjualan ritel China

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas