Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Produk Olahan Kakao di Bali Tembus Pasar Asia dan Eropa

Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya dampingan dari Kalimajari Bali telah rutin melakukan ekspor setiap tahun ke Perancis, Belanda, Amerika Serikat

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Produk Olahan Kakao di Bali Tembus Pasar Asia dan Eropa
Ist
Kakao. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengatakan magnet pulau Dewata menjadi tujuan wisata mancanegara dan domestik harus bisa dimanfaatkan para petani kakao 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
 
 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkebunan rakyat sudah barang tentu menghasilkan nilai ekonomi suatu produk di sentra produksi jika dijalankan dan dikelola dengan inovasi bisnis.

Begitu juga dengan basis perkebunan rakyat untuk komoditas kakao yang perlu terus didukung keekonomiannya dan bergandengan dengan potensi wisata.

Salah satu daerah penghasil kakao ada di Bali. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengatakan magnet pulau Dewata menjadi tujuan wisata mancanegara dan domestik harus bisa dimanfaatkan para petani kakao.

Baca juga: DPR RI Sayangkan Indonesia Ekspor Kakao Bentuk Barang Mentah

Apalagi kalau produk olahan kakao dikemas dan dibranding dengan baik pastinya akan menarik perhatian wisatawan.

"Kita akan terus memperhatikan sentra-sentra produksi kakao di Bali untuk bisa meningkatkan ekspor mendukung program Gratieks," kata Andi Nur dalam pernyataannya, Kamis (22/9/2022).

Terkait hal itu Ketua Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya, I Ketut Wiadnyana mengapresiasi peran pemerintah salah satunya Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan.

Menurut dia dukungan dari pemerintah sangat banyak salah satunya melalui pelatihan, sarana prasarana penunjang untuk proses di on farm, benih yang bersertifikat, sarana prasarana penunjang fermentasi dan alat/mesin yang bermanfaat untuk pengolahan cokelat.

Berita Rekomendasi

Ia mengungkapkan berkat ketekunan dan komitmen bersama antara kelompok tani dan koperasi, kini mendulang sukses berkat kakao.

"Kini Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya dampingan dari Kalimajari Bali telah rutin melakukan ekspor setiap tahun ke Perancis, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Swiss, Belgia sebanyak 0,5-15,5 ton/ tahun," ujarnya.

Baca juga: AS Umumkan Investasi Senilai Rp 13 Miliar untuk Industri Kakao Indonesia

Menurut I Ketut Wiadnyana koperasi yang dipimpinnya telah berdiri sejak 8 Mei 2006, dengan jumlah anggota sertifikasi sebanyak 609 orang.

Produk turunan yang baru dihasilkan berupa Nibs kakao yang dijual ke lokal PT Bali, kakao kul-kul sebanyak 1 ton/bulan dan Bali Varenyam sebanyak 100 kg/bulan. Ke depan tidak hanya Nibs saja, kami mengupayakan produksi dan ekspor produk olahan cokelat yang bernilai tambah lebih tinggi.

"Pekebun kakao yang tergabung dalam koperasi dapat memperoleh keuntungan yang cukup signifikan, salah satu dampak positifnya harga penjualan Nibs dapat lebih mahal dan stabil, koperasi pun continue mendampingi petani, memberikan saran advokasi serta melalui pendampingan dari koperasi dapat merubah mindset pekebun agar lebih memperhatikan proses hulu hingga ke hilir sehingga hasil produksi dan produktivitas berkualitas mutu baik dan berdaya saing," ujarnya.

I Ketut Wiadnyana melanjutkan kini posisi tawar itu ada di pihak pekebun dan koperasi, sedangkan untuk promosi Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya telah melakukan berbagai promosi untuk memperkenalkan produk olahan kakao miliknya, salah satunya Kalimajari, melalui exhibition dan media sosial.

Baca juga: Ekspor Biji Kakao Jembrana Tembus Amerika, Tahun Ini Bidik Pasar Perancis

"Harapan ke depannya, kita dapat disupport mesin-mesin yang kapasitasnya lebih besar sehingga kita bisa menjual Pasta, butter, powder baik lokal maupun ekspor," ujarnya.

Pada kesempatan yang berbeda, Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Baginda Siagian mengapresiasi langkah yang dilakukan koperasi kakao yang dipimpin Ketut, apalagi didukung kemitraan yang kuat, ini salah satu bentuk koorporasi petani yang wajib di replikasi di sentra kakao lainnya. Perlu juga memperkuat branding melalui promosi,

"Dan Ditjen Perkebunan akan hadir di aspek tersebut untuk membantu promosi," kata Baginda. (Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas