Ekonomi Global Terkontraksi, Sejumlah Negara Ini Terancam Masuk ke Jurang Resesi
Ekonomi dunia sedang meluncur ke dalam resesi karena melonjaknya harga energi, dan badai inflasi yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Namun menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Jerman akan masuk ke dalam resesi pada tahun 2023, dengan pertumbuhan ekonomi terlihat menyusut 0,7 persen.
Perang di Ukraina dan embargo minyak Rusia diperkirakan akan menghambat pemulihan ekonomi Jerman, kata OECD. Meningkatnya inflasi di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini, akan mengurangi daya beli rumah tangga dan meredam rebound konsumsi swasta.
Kepercayaan investor dan konsumen telah runtuh dan gangguan rantai pasokan semakin memburuk, menunda pemulihan produksi industri dan ekspor menjelang akhir tahun 2022.
Pemulihan dapat tergelincir lebih lanjut oleh penghentian impor gas dari Rusia dan penguncian atau lockdown terus-menerus di China, tambah OECD.
5. Italia
Melonjaknya harga energi yang membebani operasional bisnis, menyebabkan lebih dari 100.000 usaha di Italia terancam tutup. Kepala Asosiasi Bisnis Italia Confcommercio, Carlo Sangalli mengatakan kenaikan harga energi juga akan berdampak pada hilangnya 370.000 pekerjaan.
“Saat ini banyak perusahaan yang melakukan reorganisasi atau pengurangan layanan. Antara sekarang dan paruh pertama tahun 2023, setidaknya 120.000 usaha kecil di sektor jasa terancam… Ini adalah perkiraan yang hati-hati yang tidak memperhitungkan perusahaan terbesar," ujar Sangalli, yang dikutip dari Russia Today.
Sangalli mencatat, harga energi di Italia bahkan jauh lebih tinggi daripada di negara lain, sehingga membebani usaha kecil dan menengah.
“Dalam hal biaya energi, hotel, bar, restoran, dan toko kami akan membayar 40-60 persen lebih banyak untuk tagihan mereka tahun ini daripada di Jerman, dan tiga kali lipat dari di Prancis ,” kata Sangalli.
Italia telah berjuang melawan inflasi yang mencapai rekor tertinggi. Inflasi tahunan negara itu mencapai 8,4 persen pada bulan bulan Agustus, yang sebagian besar didorong oleh lonjakan harga energi.
Negara ini bergantung pada impor untuk memenuhi 75 persen pasokan energi. Pada awal tahun ini, Italia mengimpor 40 persen gasnya dari Rusia, namun pada bulan Juli pembelian energi dari Rusia mengalami penurunan sebanyak 25 persen akibat adanya saksi atas invasi Moskow ke Ukraina.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan baru-baru ini, lebih dari 70 persen orang Italia mengalami kesulitan atau tidak mampu membayar tagihan energi mereka.
Sembilan dari sepuluh orang Italia berencana memotong pengeluaran agar bisa membayar tagihan energi mereka, dengan cara membatasi pengeluaran untuk pergi ke restoran, bar dan membeli pakaian.