Perusahaan Global Pilih Bangun Pabrik di Grand Batang City Ketimbang Malaysia atau Vietnam
Keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjadikan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB)
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hendra Gunawan
Grand Batang City atau yang biasa disebut Kawasan Industri Terpadu Batang dirancang dengan konsep modern, smart dan green dengan total luas areal 4.300 hektar yang dibagi menjadi 3 Cluster Industri, Perumahan dan Innovation Center.
Direktur Operasi dan Teknik Grand Batang City I Made Kartu menyampaikan bahwa Grand Batang City dirancang untuk menjadi kawasan industry terpadu dengan pelayanan yang menyeluruh.
Termasuk penyediaan infrastruktur logistik dengan akses langsung menuju Tol Trans Jawa dan Jalur Nasional Pantura, termasuk di dalam rencana pengembangan Dry Port dan Pelabuhan Jetty yang akan menjadi Feeder untuk Pelabuhan Patimban maupun Pelabuhan Tanjung Mas.
Pemerintah telah menyelesaikan seluruh infrastruktur jalan sepanjang 50 km yang dibangun oleh Kementrian PUPR meliputi seluruh cluster industry KIT Batang seluas 3.100 Ha.
Sampai dengan saat ini, sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada bulan Juni 2020, telah selesai dikembangkan seluas 450 Ha Kawasan Industri yang seluruhnya telah terjual yang sebagian besar dalam dalam bentuk Penanaman Modal Asing dari berbagai negara.
Baca juga: Investasi Makin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Pembelian SBN di BRImo
Antara lain Korea Selatan, Taiwan, Belanda-Meksiko, Inggris, India serta Penanaman Modal dalam negri antara lain industri gas dan industri kesehatan.
Angga Brahmana, GM Bisnis dan Marketing menyampaikan bahwa pada saat ini terdapat 20 perusahaan baik itu PMA maupun PMDN yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di KIT Batang dengan total lahan sebesar 1,100 ha.
Direktur Keuangan KIT Batang Evi Afiatin menyampaikan bahwa diharapkan investasi modal asing dapat mendorong perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memberikan sumber pendapatan negara dari pajak, menambah devisa negara, dan menumbuhkan UMKM Indonesia yang menjadi ekosistem dari industri para anchor tenant KIT Batang.
Antara lain pabrik baterai mobil listrik, pabrik kaca terbesar di Asia Tenggara, pabrik keramik, pabrik sepatu, dan yang terakhir Wavin yang selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga akan di ekspor ke negara -negara Asia Pasifik, Australia dan sebagian kembali ke Eropa.