Perusahaan Global Pilih Bangun Pabrik di Grand Batang City Ketimbang Malaysia atau Vietnam
Keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjadikan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB)
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjadikan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi The Capital of Industrial Estate in Asia mulai terwujud.
Pada, Senin (3/10/2022) lalu, PT Wavin Indonesia yang merupakan investasi langsung Group Global Orbia (Meksiko) dan Wavin B.V. (Belanda) melakukan groundbreaking pabrik pertama yang didirikan dari green field di atas tanah seluas 20 hektar di KIT Batang.
Groundbreaking dilaksanakan bersama-sama oleh Presiden Joko Widodo dan CEO Orbia dan Wavin B.V., Marteen Roef.
Juga dihadiri Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Baca juga: Masyarakat Diminta Lakukan Riset dan Perbanyak Ilmu Sebelum Investasi di Aset Kripto
Investasi Group Orbia dan Wavin B.V. diperkirakan untuk tahap pertama sebesar 100 juta dollar Amerika.
Menurut Bahlil Lahadalia, Indonesia menjadi pilihan Orbia dan Wavin untuk berinvestasi dan mengalahkan Malaysia dan Vietnam yang sebelumnya juga menjadi pilihan alternatif Orbia, sebelum akhirnya memilih Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pada saat ini seluruh negara di dunia berlomba untuk menarik investasi langsung (Foreign Direct Investment) sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja.
Indonesia dalam lima tahun terakhir telah bekerja keras untuk dapat bersaing dalam menarik penanaman modal asing khususnya untuk memajukan industri manufaktur, substitusi impor, meningkatkan ekspor dan mendorong pertumbuhan UMKM.
Upaya untuk meningkatakan kemudahan berusaha, pemberian insentif, menyederhanakan perijinan, restrukturisasi peraturan perundangan yang tumpang tindih ke dalam Omnibus Law, UU Cipta Kerja, telah membuahkan hasil dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang bersaing.
Hal ini juga ditopang oleh potensi pangsa pasar Indonesia dengan kelas menengah yang terus tumbuh dengan baik, politik yang stabil, ketersediaan sumberdaya manusia yang cukup bersaing dan letak geografis yang strategis untuk menjangkau pasar Asia Pasifik dan Australia.
Wavin B.V. dan Orbia merupakan perusahaan global dan merupakan salah satu market leader pada bidangnya dan memiliki teknologi unggul termasuk teknologi transisi energi terbarukan dan teknologi pertanian.
Diharapkan selain berinvestasi di Indonesia, juga dapat memberikan manfaat lain berupa transfer teknologi.
Ngurah Wirawan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang menyambut baik investasi Wavin di Indonesia khususnya di KIT Batang.
Baca juga: Tingkatkan Pasokan Gas, TotalEnergies Sepakat Jalin Investasi dengan QatarEnergy
Pihaknya siap membantu Wavin untuk mewujudkan rencana investasinya dengan secara menyeluruh termasuk membantu dalam proses desain, pemilihan kontraktor, dan penyediaan sumberdaya manusia bersinergi dengan perusahaan BUMN dan Kementrian terkait.
Grand Batang City atau yang biasa disebut Kawasan Industri Terpadu Batang dirancang dengan konsep modern, smart dan green dengan total luas areal 4.300 hektar yang dibagi menjadi 3 Cluster Industri, Perumahan dan Innovation Center.
Direktur Operasi dan Teknik Grand Batang City I Made Kartu menyampaikan bahwa Grand Batang City dirancang untuk menjadi kawasan industry terpadu dengan pelayanan yang menyeluruh.
Termasuk penyediaan infrastruktur logistik dengan akses langsung menuju Tol Trans Jawa dan Jalur Nasional Pantura, termasuk di dalam rencana pengembangan Dry Port dan Pelabuhan Jetty yang akan menjadi Feeder untuk Pelabuhan Patimban maupun Pelabuhan Tanjung Mas.
Pemerintah telah menyelesaikan seluruh infrastruktur jalan sepanjang 50 km yang dibangun oleh Kementrian PUPR meliputi seluruh cluster industry KIT Batang seluas 3.100 Ha.
Sampai dengan saat ini, sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada bulan Juni 2020, telah selesai dikembangkan seluas 450 Ha Kawasan Industri yang seluruhnya telah terjual yang sebagian besar dalam dalam bentuk Penanaman Modal Asing dari berbagai negara.
Baca juga: Investasi Makin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Pembelian SBN di BRImo
Antara lain Korea Selatan, Taiwan, Belanda-Meksiko, Inggris, India serta Penanaman Modal dalam negri antara lain industri gas dan industri kesehatan.
Angga Brahmana, GM Bisnis dan Marketing menyampaikan bahwa pada saat ini terdapat 20 perusahaan baik itu PMA maupun PMDN yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di KIT Batang dengan total lahan sebesar 1,100 ha.
Direktur Keuangan KIT Batang Evi Afiatin menyampaikan bahwa diharapkan investasi modal asing dapat mendorong perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memberikan sumber pendapatan negara dari pajak, menambah devisa negara, dan menumbuhkan UMKM Indonesia yang menjadi ekosistem dari industri para anchor tenant KIT Batang.
Antara lain pabrik baterai mobil listrik, pabrik kaca terbesar di Asia Tenggara, pabrik keramik, pabrik sepatu, dan yang terakhir Wavin yang selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga akan di ekspor ke negara -negara Asia Pasifik, Australia dan sebagian kembali ke Eropa.