Kolaborasi untuk Penguatan UMKM Jadi Fokus Dialog G0-B20
Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menghasilkan terobosan yang dapat membantu pemulihan ekonomi dunia setelah pandemi COVID-19.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menghasilkan terobosan yang dapat membantu pemulihan ekonomi dunia setelah pandemi COVID-19.
Untuk itu berbagai pelaku bisnis global yang tergabung pada forum Business 20 (B20) melalui berbagai gugus tugas, termasuk _Trade & Investment Task Force_, turut ambil andil dalam merumuskan rekomendasi kebijakan yang diharapkan dapat diadopsi oleh G20.
Dalam forum dialog B20-G20 Trade & Investment Task Force yang digelar pada 23 September lalu, _Chair Trade & Investment Task Force B20. Arif Rachmat, mengatakan forum dialog ini membahas empat rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan dalam KTT G20, yakni free trade, digital economy, inclusivity dan green economy.
Baca juga: Ketua BKSAP Fadli Zon: Hasil P20 Akan Dibawa ke Forum G20 November Mendatang
Aspek dari rekomendasi ekonomi inklusif ialah memastikan investasi bisnis memberi dampak positif bagi semua pihak, termasuk dengan melibatkan UMKM dalam rantai nilai global (global value chain). “Kami bertugas untuk merangkul para UMKM dengan memberdayakan mereka melalui peningkatan keahlian serta perluasan akses terhadap keuangan, pasar, dan teknologi,” ujar Arif dalam pernyataan tertulis, Kamis, 6 Oktober 2022.
Forum B20 juga tengah mempersiapkan berbagai program warisan atau legacy program yang diharapkan dapat dijalankan oleh perusahaan-perusahaan anggota B20 serta dapat diteruskan pada presidensi selanjutnya.
“Salah satu legacy program yang digagas adalah kemitraan dengan UMKM melalui skema Inclusive Closed Loop dengan menjadikan UMKM sebagai fokus utama dalam menggerakkan ekonomi, bukan hanya di Indonesia tapi juga secara global, yang akan didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari komunitas bisnis, institusi keuangan, hingga akademisi,” lanjut Arif.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dengan pihak swasta juga merupakan kunci utama dalam pemulihan ekonomi.
Co-Chair Trade & Investment Task Force B20 Dr. Juan José Daboub menekankan perlunya pelibatan komunitas bisnis, seperti pada B20 melalui gugus tugas yang dibentuk, agar suara swasta didengar demi terwujudnya kebijakan yang lebih baik, misalnya untuk sektor perdagangan dan investasi.
“Forum ini mendukung target Presidensi G20 Indonesia terkait peran nyata pelaku bisnis untuk mendorong transformasi digital, serta memperluas akses UMKM agar dapat bersaing dan menjadi bagian dari rantai pasok global melalui skema Inclusive Closed Loop,” ujar Dr. Daboub.

Dr. Daboub yang juga merupakan anggota direksi Philip Morris International (PMI) menyebutkan peran serta berbagai pihak termasuk korporasi telah membantu perkembangan bisnis dan meningkatkan daya saing UMKM. Ia mengambil contoh program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang diinisiasi oleh afiliasi PMI di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk.
Baca juga: Di Forum P20, Indonesia Siap Dorong Negara G20 Bergerak Nyata Atasi Krisis Pangan Global
Melalui SETC, perusahaan mendukung upaya pemerintah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui komitmen berkelanjutan dalam memberdayakan dan mengembangkan kapabilitas UMKM. Dalam perjalanannya selama 15 tahun, SETC telah mendukung peningkatan keterampilan usaha bagi lebih dari 60.000 peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia.
“Melalui forum B20, kami turut berkontribusi, baik dalam memberi saran maupun berbagi pengalaman mengenai upaya nyata dalam mendukung UMKM agar lebih berdaya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi antara pelaku usaha dan UMKM juga membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, yaitu berupa kebijakan dan program yang inklusif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, tanpa terkecuali,” ujar Dr. Daboub.