Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Targetkan Dana Hasil Rights Issue Rp 4,13 Triliun, Bos BTN Bidik Pembiayaan Perumahan 1,32 Juta Unit

Dalam RUPSLB Bank BTN, menyetujui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Targetkan Dana Hasil Rights Issue Rp 4,13 Triliun, Bos BTN Bidik Pembiayaan Perumahan 1,32 Juta Unit
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo. BTN mendapat restu pemegang saham untuk menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), atau rights issue. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mendapat restu pemegang saham untuk menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), atau Rights Issue.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BTN, menyetujui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, harga pelaksanaan (exercise price) dan rasio rights akan disampaikan di dalam prospektus final, setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Percepat Penyelesaian Sertifikat, BTN Gandeng Kementerian ATR/BPN

Dari penerbitan saham baru ini, BTN menargetkan dana senilai total Rp 4,13 triliun dengan rincian sebanyak Rp 2,48 triliun merupakan penyertaan modal negara (PMN) dan sisanya sekitar Rp1,65 triliun dari pemegang saham publik.

“Dalam RUPS, 81 persen pemegang saham yang sah telah hadir. Dari Jumlah tersebut mayoritas 90 persen lebih menyetujui usulan mata acara yang kita usulkan untuk rightissue,” jelas Haru dalam konferensi pers RUPSLB Bank BTN di Jakarta, Selasa (18/10/2022)

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi rights issue yang dilakukan BTN.

Berita Rekomendasi

Pertama, kebutuhan perumahan Nasional masih sangat tinggi.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, backlog kepemilikan rumah pada tahun 2021 adalah sebesar 12,7 juta rumah tangga.

Kedua, dalam rangka mempercepat penyelesaian backlog perumahan tersebut, perseroan menargetkan pembiayaan perumahan sebanyak 1,32 juta unit sampai dengan tahun 2025.

Selain menyediakan akses pembiayaan perumahan, perseroan juga akan bekerjasama dengan pengembang untuk mengembangkan hunian yang terjangkau bagi generasi milenial.

Baca juga: BTN Sebut Pekerja Informal Masih Kesulitan Memperoleh KPR Subsidi

Ketiga, perseroan terus mengembangkan bisnis dalam ekosistem perumahan, salah satunya melalui ekspansi bisnis di sepanjang rantai pasok perumahan dan mengembangkan ekosistem perumahan digital sebagai sumber pertumbuhan baru ke depannya.

Untuk mewujudkan rencana bisnis tersebut, lanjut dia, perseroan membutuhkan peningkatan kapasitas dalam penyaluran kredit.

"Jadi kita harapkan tambahan ini maka kemampuan untuk memberikan kredit kedepannya lebih besar," pungkas Haru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas