Kemarin Melemah Parah, Hari Ini Rupiah Diproyeksi Rp 15.500-Rp 15.650 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah ditutup di level paling lemah sejak April 2020 atau dalam 2,5 tahun terakhir pada posisi Rp 15.572 per dolar AS di pasar spot
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup di level paling lemah sejak April 2020 atau dalam 2,5 tahun terakhir pada Kamis (20/10/2022) kemarin.
Rupiah di pasar spot ditutup pada posisi Rp 15.572 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah melemah 0,48 persen dari hari sebelumnya.
Hal serupa juga terjadi pada kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dolar Index (Jisdor) berada pada posisi Rp 15.491 per dolar AS.
Kurs rupiah Jisdor melemah 0,14 persen dari posisi sebelumnya 15.469 per dolar AS. Pergerakan rupiah Jisdor ini juga menembus rekor pelemahan terdalamnya.
Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp 15.520 per dolar AS-Rp 15.540 per dolar AS sejalan dengan sentimen kenaikan suku bunga Fed yang agresif yang masih mendominasi pasar regional.
Jelang keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan ini, rupiah cenderung bergerak datar di kisaran Rp 15.560-Rp 15.580 per dolar AS.
Bahkan setelah BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps, rupiah cenderung diperdagangkan datar dan ditutup melemah 0,48 persen ke level 15.573 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah cenderung tidak sejalan dengan pergerakan mata uang Asia yang pada hari ini cenderung menguat terhadap dolar AS," ujarnya.
Baca juga: Rupiah Masih Mengalami Pelemahan, Pengamat Ungkap Potensi Tembus Rp15.600 per Dolar AS
"CNY dan CNH bergerak menguat terhadap dolar AS pasca laporan yang menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok mempertimbangkan untuk mengurangi periode karantina bagi yang berkunjung ke Tiongkok," ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (20/10).
Josua bilang, pelaku pasar akan mencermati rilis data initial jobless claim yang dirilis malam ini yang diperkirakan akan meningkat menjadi 233.000 dari periode sebelumnya 228.000 per dolar AS.
Analis DCFX Futures Lukman Leong menyatakan, rupiah gagal rebound walau BI menaikkan suku bunga sebesar 50 bps dalam tindakan yang disebut BI sebagai preemptive, idealnya 75 bps seperti yang dilakukan the Fed.
Dengan absennya data penting domestik hingga data inflasi 1 November, pergerakan rupiah akan didikte oleh dolar AS yang diperkirakan akan kembali menguat menjelang rilis data PDB AS kuartal ketiga 2022 dan Inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), pekan depan.
"Rupiah berpotensi kembali tertekan oleh faktor dalam maupun luar. Dari luar, dolar AS yang kembali menguat dan sentimen risk off kembali melanda pasar oleh kekhawatiran resesi dan kekisruhan politik di Inggris," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (20/10).
Lukman memprediksikan rupiah akan berada di rentang Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.650 per dolar AS pada hari ini, Jumat (21/10/2022).
Sedangkan, Josua mencermati rupiah akan berada di rentang Rp 15.525 per dolar AS-Rp 15.625 per dolar AS.
Laporan Reporter: Akmalal Hamdhi | Sumber: Kontan