Imbas Rendahnya Pengeluaran Konsumen, Australia akan Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan tersebut disebabkan oleh rendahnya belanja konsumen imbas dari kenaikan harga dan lonjakan suku bunga terbesar
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY – Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Australia akan melambat tajam di tahun keuangan mendatang karena kenaikan inflasi yang membatasi konsumsi rumah tangga.
Dikutip dari Reuters, Senin (24/10/2022) Chalmers juga mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) untuk tahun fiskal 2023/2024 akan diturunkan menjadi 1,5 persen dari perkiraan 2,5 persen pada April.
Selain itu, PDB untuk tahun fiskal 2022/2023 juga diturunkan dari 3,5 persen menjadi 3,25 persen.
Baca juga: KTT G20 Dinilai Momentum Presiden Jokowi Wujudkan Kebersamaan Politik dan Kolaborasi Ekonomi Dunia
Penurunan tersebut disebabkan oleh rendahnya belanja konsumen imbas dari kenaikan harga dan lonjakan suku bunga terbesar dalam beberapa dekade yang memotong anggaran rumah tangga.
Para pejabat juga memperingatkan bahwa ekonomi global yang melambat, khususnya sektor properti China yang tersendat-sendat, akan memukul pertumbuhan ekonomi di Australia.
"Saat ini kami menghadapi banyak tantangan dan hambatan, seperti warga Australia belum kebal dari inflasi global yang merajalela, ketidakpastian yang meningkat, dan tekanan biaya hidup di dalam negeri," kata Chalmers dalam sebuah pernyataan.
"Hambatan ini pasti akan berdampak pada prospek pertumbuhan kami, dan warga Australia sudah merasakan tekanan dari harga yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga." Imbuhnya.
Sementara itu, rekor harga komoditas dan pasar tenaga kerja yang booming diperkirakan akan memberikan keringanan anggaran dan analis mengatakan defisit akan menyusut menjadi 25 miliar dolar Australia, lebih rendah dari yang diperkirakan semula.
Chalmers juga telah berulang kali memperingatkan warga Australia bahwa pemerintah hanya dapat memberikan dukungan biaya hidup terbatas karena tidak ingin menambahkan stimulus yang bertentangan dengan tujuan kenaikan suku bunga dari bank sentral Australia.