Harga Kedelai Naik, Tempe dan Tahu Pun Ikut Sumbang Inflasi
Inflasi Indonesia pada bulan ini salah satunya disebabkan oleh melonjaknya harga kedelai dan turunannya seperti tahu dan tempe.
Editor: Hendra Gunawan
Lonjakan harga di dalam negeri ini terjadi lantaran stok yang ada di dalam negeri diprediksi makin menipis lantaran pasokan impor tersendat.
Baca juga: Lima Asumsi Dasar Ekonomi Makro di APBN 2023 Meleset: Pertumbuhan Ekonomi Hingga Inflasi
Adapun menurut Badan Pangan Nasional, ketersediaan stok kedelai tinggal 7 hari apabila mengacu pada perhitungan Neraca Pangan Nasional sampai dengan akhir November 2022.
Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa, melalui keterangan tertulis Rabu, (26/10/2022), di Jakarta menjelaskan stok kedelai di Indonesia yang tinggal 7 hari itu bukan dihitung per hari ini.
Namun dasar penghitungan setelah bulan November 2022, Sebab berdasarkan Neraca Pangan Nasional yang dimiliki oleh Badan Pangan Nasional, sampai dengan akhir November 2022 stok kedelai masih surplus 54.983 ton.
"Stok 54.983 ton tersebut apabila dibagi rata-rata konsumsi harian nasional sebesar 8.191 ton per hari, maka dapat memenuhi kebutuhan sekitar 7 hari. Jadi stok kedelai untuk 7 hari itu dihitung per setelah November 2022," katanya.
Ketut menjelaskan, berdasarkan perhitungan prognosa Januari–November 2022, stok akhir kedelai diperkirakan masih dalam kondisi surplus sebanyak 54.983 ton.
Baca juga: Lima Asumsi Dasar Ekonomi Makro di APBN 2023 Meleset: Pertumbuhan Ekonomi Hingga Inflasi
Penghitungan stok kedelai ini merupakan hasil perhitungan dari ketersediaan 2.758.151 ton dikurangi kebutuhan selama Januari-November 2022 sebesar 2.703.169 ton.
Dengan memperhitungkan kebutuhan kedelai dalam satu bulan yang diperkirakan mencapai 245.743 ton atau 8.191 ton per hari, maka stok di akhir November 2022 masih ada 54.983 ton atau diperkirakan mencukupi untuk 7 hari.
Namun demikian, Ketut meminta masyarakat khususnya para pengrajin tahu-tempe tidak perlu panik, dengan stok ini.
Sebab pemerintah telah melakukan impor untuk menambah ketersediaan kedelai di dalam negeri. Untuk itu, NFA mendorong percepatan importasi untuk memenuhi ketahanan stok kedelai.
"Jadi kami mendorong percepatan realisasi impor kedelai untuk memenuhi dan memperpanjang kecukupan stok kedelai,” ujar Ketut.
Sementara itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, dengan basis stok 7 hari setelah akhir November tersebut, pihaknya menjamin bahwa stok kedelai cukup hingga 1,5 bulan ke depan.
Untuk itu, Arief meminta masyarakat tidak khawatir dengan ketersediaan kedelai di pasaran.
Baca juga: Inflasi Australia pada September 2022 Naik ke Level Tertinggi Sejak 32 Tahun Terakhir, Ini Faktornya
Arief juga mengatakan, melalui realisasi impor, maka berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022, komoditas kedelai diperkirakan surplus sebesar 250.00 ton pada akhir Desember 2022.