Harga Kedelai Naik, Tempe dan Tahu Pun Ikut Sumbang Inflasi
Inflasi Indonesia pada bulan ini salah satunya disebabkan oleh melonjaknya harga kedelai dan turunannya seperti tahu dan tempe.
Editor: Hendra Gunawan
Importir memang merencanakan impor dengan hati-hati karena adanya fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga kedelai di pasar global. Karena itu biasanya importir akan merencanakan 3 sampai dengan 4 bulan.
Di sisi lain, dengan kondisi perdagangan global yang penuh ketidakpastian dan fluktuasi harga kedelai di pasar internasional, Arief juga melihat bahwa situasi ini menjadi momentum untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri dan melepas ketergantungan terhadap impor.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui perluasan lahan produksi kedelai, dan hasilnya dibeli dengan harga Rp 10.000 per kg.
Kondisi yang ada, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10.000 per kg, karena akan kalah dengan harga kedelai impor yang hanya sekitar Rp 7.000 per kg.
Baca juga: Mendagri Dorong Pemda Tak Ragu Gunakan Instrumen Keuangan APBD untuk Kendalikan Inflasi
“Dengan penetapan kebijakan harga acuan tersebut, ini akan menarik petani untuk lebih semangat berproduksi karena harganya diatur sehingga tidak merugikan petani. Keterlibatan BUMN pangan di sini penting dalam aspek penugasan untuk membeli kedelai dari petani sesuai harga yang ditentukan,” ujar Arief.
Dari sisi perlindungan usaha bagi pengrajin tahu-tempe, Badan Pangan telah mendorong pemberlakuan kembali program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe.
Kebijakan ini untuk membantu para pengrajin tahu-tempe agar tetap berproduksi di tengah lonjakan harga komoditas kedelai saat ini.
Menurut Arief, program ini sangat penting dan strategis untuk menjaga produktivitas dan keberlangsungan usaha pengrajin. Melalui bantuan penggantian selisih harga tersebut pengrajin tahu dan tempe akan memperoleh subsidi Rp 1.000 untuk setiap kg pembelian kedelai.
Mengutip pemberitaan Tribunnews.com akhir pekan lalu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Barat tengah melakukan komunikasi dengan perajin tahu tempe yang tergabung di Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) dan Perum Bulog.
Diskusi ini untuk mencari jalan tengah menghadapi kenaikan harga kedelai.
Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan, menjelaskan, pihaknya telah memberikan subsidi kacang kedelai Rp 1.000 per kilogram sampai akhir 2022.
Terkait aksi mogok yang dilakukan sebagian perajin tahu tempe di Jabar, Iendra menilai aksi mogok produksi yang dilakukan mulai Jumat (28/10/2022) sampai Minggu (30/10/2022) seperti adanya penyesuaian harga.
"Jadi, tiga hari berhenti dahulu (produksi), setelah itu menaikkan harga. Ketersediaan yang kami pantau di pasar, kedelai masih aman dan harga pun masih sesuai atau sama dengan sebelumnya," katanya saat dihubungi, Jumat (28/10/2022).
Iendra mengakui pihaknya sudah mencoba berkomunikasi dengan para perajin yang hendak mogok produksi.