200 Ribu Pekerja Dikerahkan Bangun IKN Nusantara, Tinggal di 22 Tower Rusun
Akan dikerahkan 15 ribu pekerja pada tahap awal pembangunan IKN Nusantara di periode tahun 2022-2024.
Penulis: Yulis
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN – Sebanyak 200 ribu pekerja akan dikerahkan membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Akan dikerahkan 15 ribu pekerja pada tahap awal pembangunan IKN Nusantara di periode tahun 2022-2024.
Para pekerja di proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tidak akan tinggal di bedeng-bedeng yang biasanya terlihat kumuh tapi telah disiapkan tower rusun untuk mereka tinggal selama bekerja di IKN.
"Tidak ada bedeng-bedeng pekerja. Kita siapkan 22 tower untuk tempat tinggal pekerja, " tegas Kepala Urusan Teknis PPK Rumah Susun dan Rumah Khusus II, BP2P Kalimantan II, Ari Setyarso Nugroho saat ditemui di kawaasan IKN Nusantara, Sabtu (5/11/2022).
Pantauan Tribunnews.com, proses pembangunan tenpat hunian pekerja konstruksi sedang berlangsung. Berbagai jenis alat berat dikerahkan untuk meratakan tanah pondasi.
Beberapa tower sudah berdiri yang masing,-masing memiliki empat lantai.
Para pekerja dengan mengenakan baju, sepatu boots serta helm proyek bahu-membahu membangun tower.
Tumpukan batang besi dan dinding panel yang disebut sandwitch pannel berada di lokasi. Sandwitch pannel berwarna abu-abu tersebut menjadi dinding tower.
"Menggunakan sandwitch panel ini proses pembangunan bisa berlangsung cepat dan efisien, " jelas Ari Nugroho.
Sedangkan untuk lantainya dibangun dengan menggunakan pannel dari GRC Board ukuran tebal.
Baca juga: Terowongan Bawah Laut Sepanjang 1 Km Jadi Akses Utama Masuk ke IKN Nusantara
Setiap kamar di tower nantinya berukuran 5 x 5 meter. " Setiap kamar dihuni 5 pekerja terampil. Sedangkan tenaga ahli, setiap kamar isinya 3 orang, " jelas Ari Nuhroho.
Dibangun 22 Tower
Ari Nugroho menjelaskan, dari 22 tower tersebut dibagi menjadi hunian bagi tenaga kerja ahli dan tower tenaga kerja terampil. Perinciannya, 21 tower untuk pekerja terampil dan satu tower untuk tenaga kerja ahli.
Satu tower akan dihuni sekitar 700 orang.
Fasilitas di tower seperti flat atau rumah susun. Bedanya kamar mandi dan tempat cuci berada di luar kamar dan dipakai bersama.
Selain tempat tinggal, di kawasan hunian pekerja juga akan dilengkapi klinik, hall untuk makan bersama dan juga mini market.
Setelah kedatangan Presiden Joko Widodo meninjau progres pembangunan IKN Nusantara, Tribunnews dan Tribun Kaltim kembali berkesempatan untuk melihat perkembangan terbaru dari proyek Ibu Kota Negara yang baru.
Pantauan terakhir, Sabtu (5/11/2022), pekerjaan bangunan tower setinggi 4 tingkat yang direncanakan akan dihuni oleh pekerja tahap pertama yang berjumlah 16 ribu orang itu, sudah mencapai 50 persen.
Diketahui, mengantisipasi risiko kekumuhan baru di IKN Nusantara nantinya, menjadi satu alasan utama pembangunan hunian pekerja senilai kisaran Rp 567 milyar itu.
Pembangunannya dilaksanakan secara cepat, maksimal selama 4 bulan dengan metode modular dan menggunakan bahan baja ringan.
Ari Setyarso Nugroho menjelaskan, dari 22 tower tersebut dibagi menjadi hunian bagi tenaga kerja ahli dan tower tenaga kerja terampil.
Baca juga: Indra Karya Garap Infrastruktur Dasar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan di IKN Nusantara
Untuk tenaga kerja ahli, bangunan towernya berdaya tampung 288 orang. Sementara untuk tenaga kerja terampil, dibagi lagi tipe A dan tipe B.
"Untuk tipe A, bisa dihuni hingga 6.912 orang. Kemudian tipe B kapasitasnya 9.408 orang. Masing-masing kamar seluas 5x5 meter," ungkap Ari.
200 Ribu Pekerja
Menurut Ari Nugroho, jumlah total tenaga kerja konstruktif tahap pertama ini mencapai 16.608 orang dan nantinya berlipat hingga mencapai 200 ribu orang.
Sehingga untuk 22 tower tersebut akan menjadi model percontohan atau prototype hunian bagi pekerja maupun tenaga pendukung oleh pelaku pembangunan.
Adapun dari bangunan hunian ini bersifat non permanen. Dijelaskan Ari, bangunan tersebut karakternya dapat dibongkar pasang.
Sehingga, jika pembangunan IKN Nusantara nantinya sudah rampung, maka sisa material bisa dimanfaatkan kembali dan tidak meninggalkan banyak limbah.
Ari menambahkan, pembangunan hunian ini merupakan wujud daripada memanusiakan pekerja agar dapat bekerja secara fokus.
Diharapkan cara memperlakukan pekerja ini menjadi contoh bagi badan usaha lain.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Ajak Dubai Holding Investasi Infrastrukur Pembangunan IKN
"Kita tempatkan pekerja di fasilitas yang memenuhi. Ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti kesehatan, toko, dan lain sebagainya," jelas Ari.
Bersumber dari Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, sedikitnya ada 8 fasilitas dalam konsep pembangunan hunian pekerja konstruksi IKN Nusantara. Berikut diantaranya:
- Fasilitas akomodasi;
- Fasilitas kesehatan;
- Utilitas dasar (listrik, air, sanitasi, dll);
- Fasilitas perbelanjaan;
- Fasilitas peribadatan;
- Fasilitas transportasi; dan
- Fasilitas pendukung.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Iwan Suprijanto menjelaskan, tahap awal pembangunan jenis hunian didasarkan pada kebutuhan yang paling mendesak saat ini.
Yakni hunian pekerja konstruksi yang mana nantinya para pekerja tersebut akan mengerjakan proyek pembangunan IKN secara umum.
"Tahap awal yang harus disiapkan adalah hunian pekerja konstruksi. Artinya, kita menyiapkan fasilitas akomodasi atau barak pekerja yang lebih sehat dan lebih baik untuk para pekerja konstruksi yang akan memulai pekerjaan di tahap pertama untuk IKN ini," papar Iwan.
Adapun, konsep hunian pekerja konstruksi yang digunakan adalah tipe barak yang mana di dalam 1 pintunya akan menampung beberapa pekerja.
"Konstruksi bangunannya juga menggunakan teknologi yang cepat bangun atau knock down (bongkar pasang)," ujarnya.
Walaupun hanya berupa bangunan semi permanen, lanjutnya, tetapi memiliki ketahanan yang cukup panjang.
Huniannya dipusatkan di satu tempat. Kemudian para penyedia jasa, sambung Iwan, yang akan bekerja nanti akan menyewa tower atau unit-unit sesuai kebutuhan.
Dia berharap agar pembangunan hunian pekerja konstruksi bisa segera dirampungkan. Sehingga mobilisasi awal pekerja dapat segera difasilitasi.
"Semoga bisa jadi rekor MURI juga menjadi pembangunan tercepat," tandasnya. (Tribunnews/Yulis/TribunKaltim/ Mohammad Zein Rahmatullah)