Analis: Perekonomian Indonesia Punya Risiko Rendah untuk Terjerumus ke Jurang Resesi
Ancaman resesi ini dipicu oleh ketidakpastian global sebagai imbas dari konflik Rusia dan Ukraina, yang menyebabkan disrupsi rantai suplai komoditas
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Choirul Arifin
Kelima, rasio net ekspor-impor Indonesia terhadap real GDP Indonesia saat ini memiliki nilai yang tidak signifikan, yaitu 5,66 persen.
Angka ini mencerminkan eksposur Indonesia terhadap aktivitas ekonomi dunia relatif terbatas, sehingga apabila dunia mengalami tekanan atau resesi global, dampaknya terhadap ekonomi Indonesia akan relatif terbatas.
Kondisi ini berbeda jauh dengan negara yang memiliki rasio net ekspor impor terhadap Real GDP jauh lebih tinggi, misalnya Singapura yang bisa mencapai angka 29 persen.
Keenam, aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang tetap mendukung pertumbuhan. Nilai Consumer Confidence Index (CCI) dan Retail Sales Index (RSI) Indonesia naik signifikan sepanjang tahun 2022.
"Nilai indeks tersebut pada September 2022 masih di atas prepandemic level, yakni angka CCI di atas 110 dan angka RSI di atas 200, menunjukkan aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang kuat. Angka CCI di atas 110 tersebut juga didukung oleh optimisme tinggi masyarakat di sektor konsumsi, yang direpresentasikan oleh angka-angka Economic Expectation Index di atas 100 dan Current Economic Index di atas 100, serta Income Expectation 6 Month Index, Business Activities Expectation 6 Month Index, dan Job Availability Expectation 6 Month Index yang semuanya masih di atas 100," ujarnya.
Dengan outlook optimisme masyarakat pada aktivitas konsumsi yang tetap tinggi, maka ekspektasi angka konsumsi ke depan juga akan tetap tinggi. Sejalan dengan sektor konsumsi masih menjadi kontributor GDP Indonesia terbesar (tercatat 61.05 persen pada Q2/2022), maka pertumbuhan GDP Indonesia ke depan pun diproyeksikan tetap tinggi.
Camar juga menyampaikan bahwa sangat penting bagi para investor untuk mengetahui kondisi perekonomian Indonesia di tengah adanya proyeksi resesi 2023.
“Berbagai kondisi, mulai dari kinerja neraca dagang Indonesia yang tetap positif, rupiah yang masih mampu bertahan, hingga aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang masih terbilang cukup baik, tentunya membuat para investor bisa sedikit lebih tenang di tengah adanya kabar proyeksi resesi pada 2023 mendatang,” katanya.
Meski begitu dengan adanya proyeksi perlambatan ekonomi Indonesia pada tahun depan, Direktur PT Insight Investments Management (INSIGHT) Ria Meristika Warganda menyarankan agar para investor tetap melakukan diversifikasi investasi dengan memilih instrumen investasi yang tepat.