Strategi Emiten Semen Hadapi Kenaikan Harga Energi dan Biaya Logistik
Pada tahun depan diprediksi konsumsi semen mengalami peningkatan tetapi pertumbuhannya masih sangat kecil.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten semen, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) menerapkan strategi inovatif, serta perencanaan yang cermat untuk mengatasi berbagai tantangan inflasi terutama kenaikan harga energi dan biaya logistik.
Itu disampaikan Direktur Keuangan Cemindo Gemilang Ameesh Anand dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
“Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri semen di seluruh dunia, karena biaya input utama terutama energi dan biaya logistik telah meningkat jauh lebih tinggi daripada tingkat inflasi umum,” ucap Ameesh.
Dia menambahkan, dengan perencanaan yang cermat dan menjaga hubungan yang erat dengan vendor, perseroan dapat mengamankan sebagian besar dari kebutuhan batubara melalui rute DMO.
Baca juga: GRP dan Cemindo Gemilang Kerja Sama Pengembangan Semen Ramah Lingkungan
“Kami berterima kasih kepada Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dan Pemerintah Indonesia yang telah mendukung produksi semen di Indonesia secara berkelanjutan,” paparnya.
Menurut dia, di sisa 2022 atau kuartal IV tahun ini, perseroan masih menghadapi perlambatan ekonomi global dan terus mencari cara inovatif untuk meningkatkan penjualan dan profitabilitas.
“Perseroan yakin dapat memenuhi target pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen untuk tahun 2022,” jelasnya.
CMNT membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 17,5 persen menjadi Rp 6,91 triliun hingga September 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,88 triliun.
Guna mendukung kinerja keuangan, perseroan melakukan pembiayaan kembali pinjaman dalam kurs rupiah menjadi dolar AS (US$) yang selesai pada bulan Desember 2021, sehingga mampu mengefisienkan biaya bunga yang turun sekitar Rp 84 miliar yaitu sekitar 6,35 persen dari penjualan dibandingkan 8,9 persen dari penjualan untuk periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Head of Research Praus Capital Alfred Nainggolan menilai meski membukukan pertumbuhan pendapatan yang cukup solid dalam periode sembilan bulan 2022, Cemindo Gemilang masih harus mengantisipasi tren konsumsi lokal serta berhati-hati dengan kinerja profitabilitasnya.
“Secara pertumbuhan, konsumsi semen mulai mengalami perbaikan yang ditopang kenaikan demand, sejalan (in line) dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif sejak kuartal 4-2021 hingga kuartal 3-2022). Namun kondisi ini belum pulih seperti kondisi 2019 (Pra Covid),” jelasnya.
Untuk tahun 2023, lanjut dia, konsumsi semen akan sangat berharap pada permintaan domestik namun pertumbuhannya masih sangat kecil.
“Itupun dengan memasukkan berjalannya proyek pemerintah seperti proyek strategis dan IKN. Selain itu tantangan pertumbuhan industri semen masih dihadapkan pada kondisi over supply yang cukup besar,” ucapnya.
Sedangkan dari sisi kinerja keuangan, lanjut dia, memang terjadi terjadi kenaikan pendapatan perseroan dalam periode sembilan bulan 2022, namun terjadi penurunan margin laba, baik itu margin kotor dan margin usaha.
“Hal ini mengindikasikan peningkatan penjualan disebabkan mempertahankan/penurunan harga jual yang dilakukan saat biaya produksi atau operasional meningkat,” ujarnya.