Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Badai PHK Benar-benar Terjadi, Amazon Pecat 10.000 Karyawan Pekan Ini

Amazon pekan ini akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 10.000 karyawannya, mengikuti jejak Twitter dan Meta Platforms Inc.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Badai PHK Benar-benar Terjadi, Amazon Pecat 10.000 Karyawan Pekan Ini
The Star
Kantor pusat Amazon di Seattle, Amerika Serikat. Amazon akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 10.000 karyawannya pertengahan November 2022 ini, menyusul langkah serupa oleh Meta Platforms Inc. dan Twitter. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahaan teknologi Amazon akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 10.000 karyawannya pekan ini, menyusul langkah serupa oleh Meta Platforms Inc. dan Twitter.

Mengutip dari The New York Time jumlah karyawan yang terdampak pemecatan tersebut akan mewakili 3 persen dari jajaran anggota perusahaan dan 1 persen dari keseluruhan tenaga kerjanya yang kini mencapai lebih dari 1,5 juta orang.

Meski juru bicara Amazon, Brad Glasser masih menolak untuk memberikan komentarnya terkait pemecatan tersebut.

Namun menurut informasi yang beredar nantinya pemecatan yang akan dilakukan Amazon akan berfokus pada divisi perangkat termasuk voice assistant Alexa dan divisi ritel.

Pemecatan ini dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat penurunan tajam pada pendapatan Amazon.

Dikhawatirkan, kondisi ini akan membuat perusahaan makin terpukul selama musim liburan mendatang mendorong Amazon melakukan pemangkasan untuk menghemat laju pengeluaran.

Berita Rekomendasi

Sebelum mengalami kemunduran, raksasa teknologi ini sempat meraup keuntungan yang fantastis selama pandemi terlebih setelah pihaknya meluncurkan beberapa strategi  penjualan seperti pemanfaatan layanan cloud computing.

Baca juga: Susul Meta dan Twitter, Giliran Amazon PHK Karyawan

Saking banyaknya konsumen yang berbondong-bondong melakukan belanja online di Amazon, perusahaan ini bahkan menggandakan tenaga kerjanya selama dua tahun terakhir

Namun setelah awal tahun ini Perang antara Rusia dan Ukraina mencuat, sektor perekonomian dunia perlahan mengalami guncangan.

Kondisi bakan memicu timbulnya gejolak pada sejumlah bisnis teknologi ini hingga Amazon mengalami perlambatan pertumbuhan dan sahamnya jatuh lebih dari 40 persen di sepanjang tahun ini.

Baca juga: Profil Amazon, Raksasa Marketplace yang Kini Dilanda Badai PHK

Berbagai cara mulai diterapkan Amazon untuk mencegah kehancuran perusahaan, diantaranya dengan menutup layanan perawatan kesehatan primer Amazon Care, serta mengurangi operasi dari perusahaan perlengkapan menjahit Fabric.com dan pabrik robot Scout.

Tak hanya itu bahkan di akhir April lalu Amazon juga turut mengurangi jumlah karyawan hampir 80.000 orang.

Namun cara tersebut tampaknya belum cukup mampu membuat pertumbuhan Amazon bangkit justru perusahaan ini semakin melemah jatuh ke level terendah sejak 2001.

Alasan tersebut yang mendorong Amazon mengambil langkah ekstrem dengan memecat ribuan karyawannya seperti yang dilakukan Meta dan Twitter baru-baru ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas