Presiden Jokowi: KTT G20 Bali Harus Capai Kesepakatan, Tidak Boleh Gagal
Sebagai ketua Presidensi G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan lebar antar negara.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Hingga ekonomi dunia dapat tumbuh lebih kuat serta berkelanjutan khususnya dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang beberapa tahun terakhir membawa pukulan bagi dunia.
Tujuan KTT G20
Acara diskusi ini digelar untuk merealisasikan kebijakan-kebijakan yang menunjang stabilitas global, khususnya dalam hal keuangan, pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi, dan inklusif.
Baca juga: Malam Ini Delegasi KTT G20 Gala Dinner di GWK, Begini Antisipasi Lalu Lintas oleh Polisi
Hadirnya G20 memungkinkan ekonomi dunia untuk dapat menentukan masa depan yang lebih baik, ini dikarenakan secara kolektif anggota G20 merepresentasikan lebih dari 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.
Anggota KTT G20
Melansir dari portal resmi g20.org, KTT G20 beranggotakan 20 negara yang terdiri dari 19 negara maju dan berkembang termasuk Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Meksiko, Jepang, Italia, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat serta 1 lembaga Uni Eropa.
Baca juga: Pembukaan KTT G20 Bali, Jokowi Ingatkan Krisis Pangan dan Energi di Tengah Pandemi Covid-19
Untuk saat ini Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, serta Perdana Menteri India Narendra Modi, dan beberapa pemimpin dunia lainnya dikonfirmasi hadir dalam KTT G20 di Bali.
Sementara pemimpin negara yang kini tengah berseteru yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dipastikan alpha pada pertemuan G20 kali ini.