Kolaborasi Kominfo-Swasta Dorong Pertumbuhan UMKM Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional
Transformasi digital terbukti menciptakan kemampuan bertahan di masa pandemi, juga sebagai bekal untuk mendorong bisnis, termasuk bagi pelaku UMKM.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Mereka perlu belanja pasokan di banyak agen yang menghabiskan biaya yang lebih tinggi.
"Kami memiliki komitmen untuk menjadi platform pilihan sekaligus sahabat terbaik warung untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Melalui teknologi kami memiliki visi membantu pemilik warung untuk menjalankan bisnis lebih efisien agar kehidupan pemilik warung dapat meningkat,"” sambung Gurnoor.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenkominfo sekaligus Chair Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Mira Tayyiba menjelaskan transformasi digital merupakan salah satu fokus utama DEWG G20.
Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dan literasi digital sebagai aspek kunci dalam pengembangan ekonomi digital.
"Sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas DEWG sekaligus regulator dalam isu-isu digital di Indonesia, Kemenkominfo berpandangan bahwa Presidensi G20 Indonesia dapat berkontribusi besar dalam agenda mencapai pemulihan global bersama dan lebih kuat melalui transformasi digital. Pengembangan kemampuan serta literasi digital akan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan ekonomi digital yang lebih inklusif dalam jangka panjang," ujar Mira.
Melansir data Kemenkominfo, indeks literasi digital Indonesia pada 2021 berada pada skor 3,49.
"Skor tersebut menempatkan Indonesia berada pada kategori menengah. Meningkatkan taraf literasi digital tersebut, pemerintah juga menargetkan 30 juta UMKM untuk go digital pada 2024," kata Mira.
Mira menambahkan, pihaknya juga turut mendorong adanya kolaborasi antar pelaku industri dalam mempercepat transformasi digital.
Gurnoor menjelaskan, kolaborasi merupakan kunci untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.
Collaboration with compassion menurut Gurnoor merupakan inti dari operasi GOTOKO.
Dibandingkan mendisrupsi atau menggantikan operasi bisnis warung secara konvensional, kehadiran GOTOKO dapat memberikan efisiensi bisnis.
“Perusahaan teknologi perlu menciptakan nilai, alih-alih menjadi pendisrupsi. Model bisnis yang bersifat disrupsi memiliki keterbatasan untuk tumbuh karena hanya memindahkan permintaan dari satu tempat ke tempat lain. Dengan collaboration with compassion GOTOKO, hadir tidak sebagai disruptor, melainkan sebagai enabler yang bertujuan memberikan nilai tambah lebih dengan menciptakan efisiensi bisnis,” kata Gurnoor.
Gurnoor juga menekankan pentingnya kolaborasi digital bersama mitra ITF, meskipun memiliki segmen bisnis serupa.
"Dengan peran vital warung sebagai sarana perdagangan utama di Indonesia, transformasi digital bagi warung menjadi hal yang sangat penting terutama di situasi-situasi menantang seperti saat ini," tandasnya.