Uang Beredar di Masyarakat Per Oktober Sebanyak Rp 8.222,2 Triliun
Uang beredar dalam arti luas (M2) di Tanah Air per Oktober 2022 mencapai Rp 8.222,2 triliun.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia dalam laporan terbarunya menyebutkan, uang beredar dalam arti luas (M2) di Tanah Air per Oktober 2022 mencapai Rp8.222,2 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, angka tersebut tumbuh 9,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (year on year/yoy)
Dirinya kembali melanjutkan, pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) dan kuasi.
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 14,9 persen (yoy)," ujar Erwin dalam keterangannya dikutip, Kamis (24/11/2022).
Untuk diketahui, M1 adalah meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro berdenominasi rupiah).
Sementara M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Erwin kembali melanjutkan, perkembangan M2 pada Oktober 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit hingga aktiva luar negeri bersih.
Penyaluran kredit pada Oktober 2022 tumbuh 11,7 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,8 persen (yoy), terutama ditopang penyaluran kredit produktif (investasi).
Baca juga: Bank Indonesia: Jumlah Uang Beredar di Masyarakat pada September 2022 Tercatat Rp 7.962 Triliun
Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi 16,8 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 32,5 persen (yoy).
Baca juga: Bank Indonesia: Jumlah Uang Beredar di Masyarakat Tercatat Rp 7.888,6 Triliun, Tumbuh 10,6 Persen
Aktiva luar negeri bersih tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,8 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 5,3 persen (yoy) pada September 2022.