Bank Indonesia Terbitkan Desain Pengembangan Rupiah Digital, Diberi Nama Proyek Garuda
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rupiah digital sebagai satu di antara kebijakan sistem pembayaran untuk akselerasi digitalisasi.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam momentum acara 'Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022', menerbitkan desain pengembangan rupiah digital yang terangkum dalam white paper.
White paper ini menguraikan rumusan CBDC bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko.
Penerbitan white paper ini merupakan langkah awal “Proyek Garuda", yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur digital rupiah.
Baca juga: Bank Indonesia Targetkan Inflasi Turun ke 2,5 Persen pada 2024
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rupiah digital sebagai satu di antara kebijakan sistem pembayaran untuk akselerasi digitalisasi.
“Digital rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC (Central Bank Digital Currency) untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale digital rupiah dengan ritel digital rupiah secara end to end," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Perry menjelaskan, kunci pengembangan digital rupiah di antaranya menegaskan fungsi BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang termasuk mata uang digital.
"Kemudian, memperkuat peran BI di kancah internasional, dan mengakselerasi integrasi EKD (ekonomi keuangan digital secara nasional," ujar Perry.
Adapun penerbitan white paper ini diharapkan menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depan, agar penerapan dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan.
BI meyakini manfaat CBDC mampu menjaga kedaulatan rupiah di era digital, termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital, serta membuka peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan.
Baca juga: Sekarang Masih Loyo, Gubernur BI Yakin Rupiah Akan Menguat Tahun Depan
Pengembangan CBDC memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dengan bank sentral lain dan lembaga internasional.
Perkembangan mata uang digital bank sentral di masa depan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan, meski masih perlu melakukan eksplorasi dan uji coba untuk mengantisipasi perkembangan mata uang digital di masa depan.