OJK Sebut Dua Sektor Ekonomi Akan Kena Dampak Kenaikan Suku Bunga
Pengetatan kebijakan moneter global, tingginya harga komoditas energi dunia yang dipengaruhi tensi geopolitik, dan masih persistennya tingkat inflasi
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sejumlah lembaga internasional, di antaranya The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi global akan tumbuh melambat di 2023
Disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter global, tingginya harga komoditas energi dunia yang dipengaruhi tensi geopolitik, dan masih persistennya tingkat inflasi di level tinggi.
"Oleh karenanya, perlu dicermati perkembangan sektor-sektor yang memiliki porsi ekspor tinggi, serta sektor padat modal yang akan lebih terdampak oleh kenaikan suku bunga," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers "Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan November 2022", Selasa (6/12/2022).
Baca juga: Indef Prediksi Inflasi Indonesia Tahun Depan 6 hingga 7 Persen
Kendati demikian, indikator perekonomian terkini menunjukkan kinerja ekonomi nasional masih cukup baik, terlihat dari neraca perdagangan terus mencatatkan surplus.
Kemudian, Purchasing Manager Index atau PMI manufaktur yang berada di zona ekspansi, dan indikator pertumbuhan konsumsi masyarakat masih solid.
Selain itu, lanjut Mahendra, optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi juga masih positif, dan Bank Indonesia kembali meningkatkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin untuk menurunkan ekspektasi inflasi serta menjaga stabilitas nilai tukar.
"Namun, laju pemulihan perekonomian maupun intermediasi sektor keuangan belum terlalu terdampak oleh kenaikan suku bunga dimaksud," pungkasnya.
Adapun hasil Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK pada 1 Desember 2022 menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, dan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) konsisten tumbuh meningkat, sehingga terus mendukung peningkatan kinerja perekonomian nasional di tengah tingginya ketidakpastian global.