Kaleidoskop 2022 : Badai PHK Incar Perbankan Global, Citigroup Hingga JPMorgan Pecat Ribuan Karyawan
Lonjakan inflasi memicu pelemahan suku bunga, penurunan investasi dan perdagangan saham, hingga mendorong kemerosotan pendapatan serta laba perusahaan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Penurunan tajam dalam sektor pendapatan akibat perlambatan ekonomi yang disebabkan kenaikan harga pangan dan energi dipasar global, perlahan mendorong sejumlah perbankan investasi melakukan pemecatan terhadap ribuan karyawan.
Ancaman inflasi ditengah pelemahan ekonomi yang berkepanjangan tak hanya membuat aktivitas jual beli pasar global menyusut, namun turut membuat sejumlah bank – bank global mengalami kemunduran termasuk Citigroup hingga JPMorgan
Ini lantaran lonjakan inflasi memicu pelemahan suku bunga, penurunan investasi dan perdagangan saham, hingga mendorong kemerosotan pendapatan serta laba perusahaan.
Baca juga: 40 Ribu Buruh Pabrik Garmen di Vietnam Kena PHK, Ini Pemicunya
Munculnya berbagai tekanan diatas yang kemudian memaksa para perusahaan memangkas lusinan karyawannya, demi mengurangi pengeluaran ditengah kondisi ekonomi dunia yang tak stabil.
Berikut daftar perusahaan investasi dan keuangan dunia yang melakukan PHK selama 2022 :
Citigroup
Bank yang berbasis di New York ini mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah pekerja di seluruh bisnis, usai pendapatannya terus mencatatkan penurunan tajam.
Tercatat selama 2022, perbankan investasi ini telah menutup layanan bisnis perbankannya yang ada di Korea Selatan, dan mengakhiri perjanjian penjualan bisnis perbankan di negara Australia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Bahrain.
Baru – baru ini Citigroup turut memecat 50 bankir di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) serta memutushubungan kerja pada 1.200 karyawan di cabang China.
Kemunduran Citi terjadi usai laju inflasi pasar global mengalami lonjakan akibat kenaikan harga pangan dan energi, kondisi ini membuat para investor mulai mengurangi kegiatan transaksi dan investasi.
Tekanan tersebut yang kemudian membuat penjualan saham di Citigroup turun hingga popularitas perbankan ini menyusut bila dibangkikan dengan layanan keuangan lainnya, seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Goldman Sachs
Raksasa perbankan investasi global Goldman Sachs, dilaporkan telah memberhentikan kontrak kerja (PHK) pada 5 persen karyawan atau sekitar 400 staff yang berasal dari divisi perdagangan dan bisnis.
Setelah sebelumnya perbankan investasi terbesar di Amerika ini memangkas dua 2 hingga 5 persen karyawannya pada September lalu.
Pemangkasan dilakukan Goldman setelah perusahaan mengalami krisis pemasukan secara berkepanjangan, hingga membuat laba layanan perbankan mengalami kemunduran sebesar 44 persen selama sembilan bulan pertama di tahun 2022.
Barclays
Layanan keuangan yang bergerak di bidang investasi asal London Inggris mengumumkan pemangkasan pada 200 pekerja di seluruh posisi pada September lalu.
Baca juga: Popularitas Menedup, JD.ID Kembali Lakukan PHK 200 Karyawan
Meskipun pemangkasan pekerja ini tidak sebanyak dibandingkan perusahaan teknologi termasuk Meta dan Stripe, namun keputusan tersebut menandakan bahwa layanan keuangan Barclays tengah menghadapi kemunduran.
Pemangkasan lusinan karyawan dilakukan Barclays setelah aktivitas penerbitan ekuitas dan utang perbankan asal London ini mengalami kemerosotan tajam, akibat terdampak perlambatan ekonomi Inggris.
Melambungnya harga pangan dan energi sebagai imbas dari perang Rusia di Ukraina perlahan mengantarkan lonjakan inflasi pada Inggris. Munculnya tekanan ini memaksa Barclays untuk menaikkan suku bunga pada kartu kredit.
Cara tersebut terpaksa dilakukan agar perusahaan tidak menanggung beban cost of fund yang terlalu tinggi. Sayangnya cara ini memicu penurunan jumlah investor hingga pendapatan Barclays anjlok.
Credit Suisse
Layanan perbankan yang berbasis di Swiss ini berencana untuk melakukan restrukturisasi dengan memangkas 40 persen karyawan yang ada di cabang layanan investasi China.
Tak hanya itu Credit Suisse juga mengumumkan PHK terhadap 9.000 pekerjaan pada 2025 untuk menstabilkan pemasukan bank yang terjebak pada kerugian besar selama kuartal tiga 2022, akibat lonjakan inflasi. Hingga layanan keuangan itu merugi 4,034 miliar franc Swiss.
"Selama 166 tahun, Credit Suisse telah membangun waralaba yang kuat dan dihormati, tetapi kami menyadari bahwa dalam beberapa tahun terakhir kami menjadi tidak fokus," kata pimpinan Credit Suisse, Axel Lehmann.
Morgan Stanley
Perusahaan perbankan investasi ini jadi yang terbaru dalam mengumumkan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK). Dimana Morgan Stanley diketahui memangkas sekitar 2 persen atau 1.600 orang.
Pemecatan ini sebelumnya telah disampaikan oleh chief Executive Officer Morgan Stanley, James Gorman pada awal Desember lalu. Dalam pengumumannya Gorman memberikan sinyal akan adanya pemecatan pada stafnya di seluruh dunia.
Baca juga: Citigroup Umumkan PHK 50 Bankir di Kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika
Sama seperti yang lainnya, badai PHK melanda perusahaan ini setelah perusahaan gagal mencatatkan kenaikan laba, akibat terdampak kondisi makroekonomi pasar global.
JPMorgan
Bank investasi dan jasa keuangan asal AS, melakukan pemutusan hubungan kerja pada divisi kredit pemilikan rumah (KPR). Tak cuma itu, JPMorgan juga memindahkan ratusan pegawai ke divisi lain.
Sebagai dampak dari kebijakan Fed yang mengerek bunga secara agresif untuk memerangi inflasi. Meningkatnya laju inflasi di Amerika perlahan mengganggu permintaan kredit baru hingga memukul bisnis refinancing perumahan JPMorgan.
Tekan ini yang kemudian mendorong JPMorgan untuk melakukan pemecatan
agar dapat menghentikan kerugian perusahaan ditengah ketidakpastian ekonomi Amerika.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.