Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Neraca Dagang RI Surplus 31 Bulan, Capai 5,16 Miliar Dolar AS pada November 2022

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, capaian pada November tersebut menjadi surplus berturut-turut selama 31 bulan.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Neraca Dagang RI Surplus 31 Bulan, Capai 5,16 Miliar Dolar AS pada November 2022
Kompas Nasional/PRIYOMBODO
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus mencapai sebesar 5,16 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada November 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus mencapai sebesar 5,16 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada November 2022.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, capaian pada November tersebut menjadi surplus berturut-turut selama 31 bulan.

"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan November 2022 membukukan surplus selama 31 bulan berturut-turut, sejak Mei tahun 2020," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (15/12/2022).

Baca juga: Neraca Dagang Indonesia Surplus 30 Bulan Secara Beruntun, Oktober 2022 Tembus 5,67 Miliar Dolar AS

Lebih lanjut, Habibullah mengungkapkan, nilai ekspor tercatat sebesar 24,12 miliar dolar AS, dan impor senilai 18,96 miliar dolar AS.

"Kenaikan surplus November 2022 jika dibandingkan (November) tahun 2021, didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 5,58 persen, dan penurunan impor sebesar 1,89 persen," katanya.

Adapun, neraca perdagangan komoditas nonmigas tercatat surplus 6,83 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang utama yaitu bahan bakar mineral dengan kode HS 27, lemak dan minyak hewan nabati kode HS 15, serta besi dan baja kode HS 72.

Berita Rekomendasi

"Sedangkan untuk neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,67 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit itu minyak mentah, dan hasil minyak," pungkas Habibullah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas