Gandeng KemenKopUKM, Perusahaan Ini Kembangkan Rantai Pasok Komoditas Bahan Baku Jamu Bagi UMKM
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan langkah awal dari kerja sama yang akan dijalin oleh KemenKopUKM dengan Sido Muncul dalam memberdayakan
TRIBUNNEWS.COM - Jamu menjadi ramuan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari tanaman herbal dan sudah dipercaya secara turun-temurun untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Menjadi kearifan lokal nusantara, kepopuleran jamu tradisional khas Indonesia kian meningkat terutama ketika pandemi Covid-19 melanda.
Dalam mendukung perkembangan industri jamu tanah air sekaligus penguatan UMKM, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk bersama Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersinergi mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masuk ke dalam rantai pasok komoditas bahan baku jamu.
Pada kerja sama ini, secara teknis kegiatan yang akan dilakukan adalah koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha mikro melalui pelatihan, bimbingan, pendampingan, serta dukungan terhadap fasilitas proses produksi pasca panen hingga distribusi pemasaran.
Sinergi ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman mengenai pemberdayaan usaha mikro melalui program pengembangan rantai pasok bahan baku di industri jamu.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, bersama Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius, yang disaksikan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jumat (16/12/2022).
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan langkah awal dari kerja sama yang akan dijalin oleh KemenKopUKM dengan Sido Muncul dalam memberdayakan Koperasi dan UMKM sebagai bagian dari rantai pasok produksi Sido Muncul, khususnya untuk produksi jamu.
Melalui kerja sama dengan KemenKopUKM ini, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat berharap dapat mendorong petani agar hasil panennya jauh lebih baik, maupun melanjutkan prosesing pasca panen yang berbasis pada kegiatan agroindustri yang terwadahi dalam kelembagaan bisnis berbentuk koperasi.
"Salah satu yang kami lakukan ini untuk meningkatkan kinerja petani, sehingga kami bisa membeli hasil produksi dari petani dalam jumlah yang lebih banyak. Sekarang ini bahan baku industri di Sido Muncul 60 persen dari petani dan 40 persen dari supplier. Dan kedepannya nanti mudah-mudahan bertambah," lanjutnya.
Sebagai implementasi dari Nota Kesepahaman ini, pada tahun 2023 akan dikembangkan Pilot Project kemitraan bahan bahan baku jamu di dua lokasi, yaitu Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Bondowoso yang akan melibatkan berbagai stakeholder.
Di Kabupaten Pemalang akan dikembangkan komoditas jahe, kencur, kapulaga dan sereh di atas lahan seluas 14 hektar yang melibatkan sekitar 70 petani melalui kerja sama dengan Koperasi Nafi Berkah Jaya.
Sedangkan di Kabupaten Bondowoso akan dikembangkan komoditas jahe dan kunyit dengan lahan seluas 50 hingga 70 hektar yang melibatkan sekitar 100 orang petani di bawah naungan koperasi produsen Agro Farm Bondowoso.
Dalam kesempatan ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan apresiasinya kepada Sido Muncul yang telah aktif mendukung pengembangan UMKM Indonesia melalui program kemitraan.
Menurutnya salah satu upaya untuk memperkuat posisi UMKM tanah air adalah melalui kemitraan antara usaha mikro dan kecil dengan usaha menengah dan usaha besar agar masuk ke dalam rantai pasok.
“Jadi UMKM tidak lagi usaha sendiri-sendiri tapi menjadi bagian industri. Ini yang kita ingin bangun, dengan kemitraan antara UMKM dan usaha besar ada transfer pengetahuan dan manajemen bisnis," kata Menteri Teten.
Dengan begitu, tambah Menteri Teten, UMKM bisa naik kelas dan berevolusi, tidak lagi memproduksi barang dan jasa dengan skill rendah tapi berevolusi menciptakan produk berbasis kreativitas dan teknologi.
Menteri Teten menyebutkan kemitraan rantai pasok bagi pelaku Usaha Mikro dapat meningkatkan produktivitas, transfer teknologi dan pengetahuan, kepastian pasar dengan harga jual stabil, hingga adanya nilai tambah produk.
“Sedangkan bagi pelaku Usaha Menengah dan Usaha Besar, kemitraan rantai pasok memberi manfaat bagi usaha berupa optimalisasi efisiensi biaya, kepastian pasokan bahan baku, menjaga kepuasan pelanggan hingga peningkatan keuntungan,” ujar Menteri Teten.
Selain penandatanganan kerja sama, pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan Purchase Order (PO) dari Sido Muncul kepada ketua kelompok Tani Harapan Maju Jaya, Sudir dari Desa Penakir, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang untuk pemesanan 4 ton simplisia kering Jahe sebagai wujud nyata kerjasama yang telah dirintis selama ini.