China Pertahankan Suku Bunga Pinjaman Acuan Selama Empat Bulan Berturut-Turut
Suku bunga dasar pinjaman atau loan prime rate (LPR) tenor satu tahun tetap bertahan pada level 3,65 persen
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman untuk bulan keempat berturut-turut pada hari ini, Selasa (20/12/2022), sesuai dengan perkiraan sebagian besar analis.
Suku bunga dasar pinjaman atau loan prime rate (LPR) tenor satu tahun tetap bertahan pada level 3,65 persen, sedangkan LPR lima tahun dipertahankan pada 4,30 persen.
People's Bank of China (PBOC) pada minggu lalu meningkatkan suntikan uang tunai ke dalam sistem perbankan dan mengatakan akan mempertahankan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) tenor 1 tahun untuk tidak berubah pada bulan keempat.
Baca juga: Indeks Bursa Saham China Merosot di Tengah Janji Beijing Stabilkan Ekonomi
Analis menganggap pengumuman MLF oleh PBOC sebagai panduan untuk setiap perubahan LPR.
Dalam jajak pendapat Reuters, 17 dari 27 analis memperkirakan tidak ada perubahan pada salah satu LPR, tetapi mengatakan lebih banyak langkah pelonggaran kebijakan moneter kemungkinan sudah dilakukan setelah para pemimpin senior PBOC pada pekan lalu berjanji untuk menstabilkan ekonomi pada 2023 dan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk memastikan target terpenuhi.
"PBOC mungkin akan mengarahkan LPR lebih rendah dalam beberapa bulan mendatang, terutama LPR lima tahun untuk mendukung real estat dan pinjaman bisnis jangka panjang," kata seorang ekonom di perusahaan perbankan swasta Commerzbank, seperti dikutip dari Reuters.
Sejumlah pejabat PBOC dalam beberapa pekan terakhir telah berjanji untuk memastikan likuiditas pasar keuangan yang cukup dan menerapkan kebijakan fiskal proaktif untuk mendukung perekonomian China pada tahun depan.
Ahli strategi senior China di perusahaan jasa keuangan Australia and New Zealand Banking Group Limited (ANZ), Xing Zhaopeng mengatakan, dengan suku bunga yang tidak berubah pengeluaran rumah tangga akan berlanjut tanpa ada peningkatan pendapatan.
Baca juga: Taiwan Siapkan Denda ke Foxconn Atas Tuduhan Investasi Tidak Sah di China
"Ketika rumah tangga mengurangi neraca secara signifikan, menjadi sulit untuk merangsang konsumsi, dan itu bertentangan dengan pedoman dari Konferensi Kerja Ekonomi Pusat untuk memprioritaskan konsumsi," kata Xing, merujuk pada pertemuan para pembuat kebijakan pekan lalu untuk memetakan arah ekonomi China pada 2023.
"Tidak memotong LPR dapat menjadi sedikit kejutan dan pasar keuangan sekarang akan memperhatikan langkah-langkah kebijakan lainnya," tambah Xing.
LPR ditetapkan oleh 18 bank komersial yang ditunjuk di China yang mengajukan tarif untuk diusulkan ke bank sentral setiap bulan.
Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di Cina didasarkan pada LPR tenor satu tahun, sedangkan tingkat tenor lima tahun memengaruhi harga hipotek. China terakhir memangkas keduanya pada Agustus untuk mendongkrak perekonomian.