Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI Perlambat Kenaikan Suku Bunga, Saham di Sektor Ini Bisa Cuan pada 2023

Menurutnya, investasi yang cocok saat kenaikan suku bunga bank sentral telah melambat, yakni aset berisiko seperti saham.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in BI Perlambat Kenaikan Suku Bunga, Saham di Sektor Ini Bisa Cuan pada 2023
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi sebagai pusat roda perekonomian Indonesia terlihat di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022). Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memberikan sinyal resesi ekonomi global pada 2023. Ekonomi dunia akan masuk jurang resesi seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji mengatakan, pelaku pasar saham apresiasi keputusan Bank Indonesia (BI) yang memperlambat kenaikan suku bunga acuan menjadi 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 50 bps.

Menurutnya, investasi yang cocok saat kenaikan suku bunga bank sentral telah melambat, yakni aset berisiko seperti saham.

"Nah untuk investasi yang cocok ya memang saham. Terus di sisi lain, kalau sektoral yang positif tahun depan itu sektor finansial dan sektor konsumer non cylical, ini yang memang berpotensi bisa memberikan keuntungan bagi para investor," ujarnya kepada Tribunnews, ditulis Senin (26/12/2022).

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, Bersiap Hadapi Kenaikan Bunga KPR dan Perbankan Bidik Pertumbuhan

Nafan menjelaskan, memang kenaikan suku bunga bisa terjadi lagi pada tahun depan, tapi sudah melambat atau tidak sebesar pertengahan 2022.

"Karena itu, tentunya kan kalau dari sisi perbankan (sektor finansial) kan likuiditas masih terjaga, juga didukung oleh adanya oleh kinerja pertumbuhan kredit begitu tinggi," katanya.

Sementara untuk sektor konsumsi apalagi non cylical, dinilainya menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia ke depan.

Berita Rekomendasi

"Nanti di Indonesia jika terjadi gejolak yang dipengaruhi oleh resesi negara maju, harga komoditas akan mengalami penurunan, bisa dialihkan ke sektor konsumsi. Sebab, sektor konsumsi ini kan yang jadi penopang ekonomi dan juga ada kenaikan UMP bisa meningkatkan daya beli, dan apalagi nanti mulai tahun depan ada pemilu bisa mendukung konsumsi tersebut," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas